Senin, Desember 16
Shadow

SMK MAARIF 1 KROYA ADAKAN WORKSHOP BUDAYA INDUSTRI TOYOTA.

Sudito SPd dari Toyota Motor Manufacture Indonesia  (TMMIN) tengah memaparkan 5 R pada peserta workshop SMK Maarif Kroya Selasa 5/2. (sh)

Selarasindo.com—Sejalan dengan perkembangan jaman dan teknologi menuntut tenaga profesional, SMK Ma’arif 1 Kroya Selasa 5 Februari 2019 menggelar Worksho Budaya Industri bekerja sama dengan Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan Toyota Astra Motor serta Yayasan Toyota Astra (YTA).

Workshop diikuti jajaran tenaga pendidik dan kependidikan yang ada di sekolah ini,  dengan mengusung materi budaya kerja 5R  yakni (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), serta Keselamatan Kerja (Duga-Bahaya)

Ir. H. Fathurohman, tengah membuka Workshop Budaya Industri Toyota di SMK Maarif 1 Kroya, Selasa 5/2. (SH)

Drs. Apsoh, Ketua Bidang Prakerin SMK Maarif 1 Kroya, yang juga ketua panitia workshop ini berharap kepada para peserta untuk menyimak dan mengikuti dengan seksama yang disampaikan oleh tim dari Toyota yang dipimpin oleh Sudito SPd ini,  untuk dikaji, dipelajari serta diterapkan di sekolah ini.

“Dengan kegiatan workshop ini SMK Maarif  1 Kroya diharapkan bisa menyiapkan para siswa trampil dan siap bekerja di Toyota Manufacture Indonsia. Karena bapak  Sudito SPd bagian dari perusahaan Industri Toyota dan tim humas SMK lainnya yangymembawahi eks karesidenan Banyumas.” ujar Apsoh.

Tenaga pendidik dan kependidikan SMK Ma’arif 1 Kroya tengah mengikuti Workshop Budaya Industri Toyota, Selasa 5/2. (sh)

Selanjutnya dalam kesempatan tersebut Kepala SMK Maarif 1 Kroya Ir. H. Fathurohman dalam menyampaikan selamat datang dan terima kasih kepada Sudito SPd selaku nara sumber.

“Alhamdulillah hari ini SMK Ma’arif 1 Kroya kehadiran bapak Sudito SPd Kepala SMK Arya Satriya Banyumas yang juga Korwil untuk perwakilan Toyota se eks karesidenan Banyumas. Dengan adanya workshop dari Tim Toyota ini diharapkan bisa memberikan semangat yang lebih baik lagi dalam menyiapkan anak didik untuk terjun ke dunia industri khususnya bekerjasama dengan Toyota Manufacture Indonesia.” ujarnya.

Selanjutnya Fathurohman menyampaikan bahwa SMK Maarif 1 Kroya ini bertekad bukan hanya sebatas menyiapkan calon tenaga kerja yang trampil tapi juga memiliki akhlak yang baik.

“Percuma saja, siswa lulusan SMK Maarif 1 Kroya pinter kerja tapi kalau tidak solat.” ujar Ir. Fathurohman.

Sekolah terbesar.

Sebagai narasumber, Sudito SPd kepada para peserta workshop menyampaikan bahwa dari sejumlah sekolah yang pernah dikunjungi, SMK Ma’arif 1 Kroya merupakan sekolah yang terbesar.  Dia mengatakan dari sejumlah sekolah yang sudah dikunjungi tidak semua siap menjalankan tentang program budaya kerja ini.

“Sebab sekolah yang mengundang saya ini akan tambah ribed.  Karena yang saya sampaikan atau sosialisasikan dari Toyota adalah tentang bagaimana menanamkan budaya kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja yakni 5R yakni (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), ditambah lagi  Keselamatan Kerja (Duga Bahaya.  Maka sekolah ini akan tambah pekerjaan lagi,” ujarnya berseloroh..

Toyota tanamkan budaya kerja

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan PT Toyota Astra Motor (TAM) bersama Yayasan Toyota Astra (YTA) buka “Program Kelas Budaya Industri” yang kali ini dilaksanakan di SMK Maarif 1 Kroya. Kegiatan Ini sebagai upaya memperkaya keterampilan lulusan SMK, agar lebih mudah terserap dengan baik di dunia usaha ke depannya.

“Tantangan dunia industri yang makin kompetitif menuntut tersedianya SDM yang dapat beradaptasi dengan baik, dalam aktivitas di lapangan kerja. Kami berusaha mendukung melalui program ini, di mana praktek di dalam industri dikenalkan sejak dini,” ujar Sudito SPd

Peserta di sini, akan menerima pengetahuan budaya industri yang memenuhi kriteria kecakapan kerja, dengan menekankan mentalitas bekerja sistematis, efisien, dan efektif untuk membentuk lulusan “Siap Pakai”.

Diharapkan program ini bisa meningkatkan mutu keterampilan dan kemampuan para siswa. Sehingga meningkatkan angka penyerapan lulusan SMK, yang bisa memenuhi kebutuhan tenaga terampil dalam industri otomotif.

Penanaman mentalitas kelas budaya industri meliputi prinsip-prinsip 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), Keselamatan Kerja (Duga-Bahaya), Kerjasama Kelompok, Orientasi pada kualitas proses dan hasil kerja, ‘Kaizen’ (perbaikan/penyempurnaan secara terus menerus), dan pemecahan masalah secara sistematis. (Saring Hartoyo)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.