Selasa, November 26
Shadow

HENDRO SETYONO, ‘SULAP’ SMA NEGERI 1 KROYA JADI TAMAN BELAJAR.

Hendro Setyono Kepala SMA Negeri 1Kroya. (sh)

Selarasindo.comp–Bagaimana merubah mainsed siswa tentang sekolah yang monoton dengan suasana sumpek, menjenuhkan agar menjadi tempat belajar yang indah, asri dan sejuk bukanlah pekerjaan mudah. Selain membutuhkan konsep yang jelas, kesepakatan sesuai aturan juga bisa mencari sumber dana.

Itulah yang dilakukan Hendro Setyono (51) yang mendapat amanah untuk menjabat sebagai kepala SMA Negeri 1 Kroya kabupaten Cilacap Jawa Tengah sejak Agustus 2014. Sekolah ini berdiri tahun 80-an yang semula biasa-biasa saja agar menjadi sekolah favorit bukan pekerjaan mudah. Butuh keberanian dan memerlukan perjuangan panjang. Tantangan dan rintangan selalu menghadang serta membutuhkan dana yang banyak. Namun semua bisa diatasi oleh Hendro Setiyono dan kini menjadi  kenyataan.

Gedung SMA Negeri 1 tampak megah. (kiri) Taman dan patung Jenderal Soedirman. (kanan) (sh)

Dibawah kepemimpinan Pak Hendro demikian siswa menyebutnya, sekolah ini ‘disulap’ menjadi sebuah gedung bertingkat  yang megah, dengan tata ruang yang asri dan fasilitas yang mewah. Mewasuki halaman sekolah kita disajikan taman dengan ornamen di sebelah kanan kantor ada Patung Jenderal Soedirman. Di sebelah kiri ada Mushola. Di luar ada halaman, gedung olahraga baik indoor maupun outdoor seperti lapangan basket,tempat parkir sepeda, motor maupun mobil dan untuk kegiatan kesiswaan.

Dengan ruang aktivitas di luar, suasana belajar tidak terganggu hiruk pikuk siswa maupun suara kendaraan. Di area ruang belajar ditata sedemikian rupa selayaknya sebuah kampus. Di depan deretan ruang belajar dibuat taman dengan aneka tanaman mulai dari yang besar untuk perlindungan, tanaman sedang hingga rumput lengkap dengan tempat duduk siswa. Di bagian belakang ada gardenhouse sebuah area yang stiril  baik dari gangguan orang maupun hewan. Di  tembok keliling sekolah juga dimanfaatkan sebagai taman gantung.

Halaman sekolah jadi taman baca dan diskusi siswa. (kiri). Garden House (kanan) (SH)

Menurut Hendro, dengan banyaknya tanaman, sekolah yang tadinya gersang kini sejuk.dan indah. Siswa istirahat tidak perlu jauh ke luar. Di taman mereka duduk di bangku yang tersedia, untuk istirahat, membaca buku, diskusi maupun bersenda gurau dengan teman lainnya. Tak mengherankan jika siswa siswanya amat betah meski seharian mereka berada di sekolah.

Raih Adiwiyata Nasional.

Dan yang membanggakan sekolah ini akhir 2018 lalu mendapat penghargaan Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional dan sebagai salah satu sekolah yang mewakili Jawa Tengah di tingkat pusat. Meraih predikat Sekolah Adiwiyata merupakan impian setiap sekolah, namun bagi Hendro juga belum memuaskan.

“Setelah Adiwiyata Nasional, kami ingin Adiwiyata Mandiri. Yakni membiasakan baik tenaga pendidik, kependidikan, siswa hingga lingkungan memiliki karakter yang melekat yakni cinta lingkungan, dengan merawat tanaman dan menjaga kebersihan. Bukan karena aturan atau takut karena sangsi, tapi sudah menjadi kebutuhan dan kesadaran. Dengan begitu maka setiap individu melekat jiwa yang selalu selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih, sehat dan nyaman.

Penghargaan yang diterima pada 21 Desember 2018 di gedung Manggala Wanabakti Jakarta, dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI ini merupakan sebuah prestasi yang membanggakan atas kerja keras semua unsur yang ada di sekolah ini.

Dikatakan oleh Hendro bahwa penilaian sekolah peraih Adiwiyata adalah dinilai dari kebijakan, visi, misi, kurikulum, sarana dan prasarana  serta partisipasi masyarakat yang kesemuanya berwawasan lingkungan. (Saring Hartoyo)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.