Selarasindo.com–Srintil adalah salah satu tokoh dalam cerita novel Ronggeng Dukuh Paruk yang ditulis Ahmad Tohari pada tahun 1982.
Guna mengkatualisasikan tokoh Srintil penari ronggeng dalam novel karya budayawan Banyumas tersebut, yang akan dipentaskan di gedung Teater Saluhara Pasar Minggu Jakarta Selatan 27-28 April 2019 mendatang dalam bentuk benter teater monolog dengan Tri Utami sebagai pemerannya.
Teater minolog ini bercerita tentang kisah cinta Srintil sebagai penari ronggeng, dan Rasus teman sejak kecilnya yang berprofesi sebagai tentara.
Sutradara dalam pementasan ini ialah Iswadi Pratama dan akan dipentaskan pada 27-28 April 2019 di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Perankan 7 karakter sekaligus.
Dalam pentas monolog musikal bertajuk ‘Srintil: Tembang Duka Seorang Ronggeng’ yang mengangkat kehidupan seorang penari ronggeng di Banyumas, Jawa Tengah, tersebut Trie Utami akan memerankan tujuh karakter sekaligus.
Tujuh karakter tersebut yakni tokoh utama Srintil kecil, remaja dan tua, kemudian bapaknya srintil (Santayib), emaknya Srintil, kakeknya Srintil, dan pacarnya Srintil (Rasus).
“Saya harus perankan sedikitnya tujuh karakter. Sensasinya bagimana saya diajari untuk perankan banyak karakter, seperti apa karakter itu harus dibangun, itu menarik banget,”ucap Trie Utami. Meskipun dunia peran dan pentas bukan hal baru baginya namun monolog Srintil yang diproduseri Dian HP tersebut merupakan yang pertama baginya.
“Saya dipertemukan dengan orang-orang berkompeten di bidangnya, terutama penyutradaraan. Yang saya minta kesabaran pelatih, karena basic saya bukan teater,” ujar pelantun ‘Untuk Ayah dan Ibu’ ini.
Selain Trie Utami sebagai pemeran utama, monolog ‘Srintil’ tersebut akan melibatkan Iswadi Pratama sebagai sutradara, Eko Supriyanto (penata tari), Ava Victoria (penata musik) dan Sitok Srengenge (penulis naskah). Tak hanya menuturkan cerita dalam bentuk narasi serta nyanyian, dalam monolog tersebut Tri Utami juga akan menari seperti ronggeng.
TRIE UTAMI melakukan latihan khusus untuk memerankan tokoh Srintil dengan melakukan riset langsung ke Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
“Tarian tadisional nyi Ronggeng itu masih ada di gunung-gunung dan desa pedalaman, tapi untuk di perkotaan sudah sangat jarang. Saya berharap pentas seni nyi Ronggeng ini bisa sukses dan pemerintah peduli dengan kesenian tradisional ini,”ungkap adik kandung musisi Purwa Tjaraka ini. (Saring hty/Dimas)