Selarasindo.com–Gadis bernama Khusnul Rizki Silfani atau biasa dengan panggilan akrab Kiki ini adalah Mahasiswa IAIN Purwokerto semester 7 Fakultas Dakwah jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. Ia mendapat amanah sebagai Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa IAIN Purwokerto.
Alumni SMA Negeri 1 Wanadadi Banjarnegara ini adalah anak pertama dari 3 bersaudara pasangan keluarga Dwi Suparto dan Yuliastuti.
Berbagai pertimbangan.
Dalam bincangannya dengan Selarasindo.com saat ditemui di Agro Karang Penginyongan belum lama ini menuturkan, bahwa ia melanjutkan pendidikannya di IAIN Purwokerto karena beberapa pertimbangan. Pertama atas rekomendasi orangtua yang ingin agar ia bisa kuliah sambil mondok.
Hal ini karena mulai dari SD hingga SMA ia belajar di sekolah umum. Untuk itu orang tua ingin agar ia melanjutkan ke perguruan tinggi yang sekaligus mempelajari tentang ilmu agama Islam.
“Saat itu ada beberapa pilihan. Diantaranya jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Bimbingan Konseling Islam dan Bimbingan Masyarakat Islam.” ungkapnya.
Atas berbagai pertimbangan akhirnya Ia memutuskan mengambil jurusan Bimbingan Masyarakat Islam. Ketika ditanyakan tentang obsesinya, Kiki menuturkan kelak ingin jadi wanita karier. Agar kelak bisa menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
Pendidikan Kepemimpinan dan Politik.
Kiki saat ini mendapat amanah sebagai Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa yang tengah melaksanakan program Pelatihan Kepemimpinan dan Pendidikan Politik selama dua hari yakni 5 & 6 Oktober 2019 di Agro Karang Penginyongan (AKP).
Dalam dua hari satu malam acaranya meliputi : Pukul 8.00 WIB yang dibuka oleh Wakil Dekan 3 Fakultas Dakwah. Dilanjutkan dengan penyampaian sejumlah materi hingga sore hari. Malam harinya digelar acara Fun Games. Pagi harinya Senam Bugar, Outbond dilanjutkan materi terakhir dan penutup.
Ketika ditanyakan darimana tahu tentang Agro Karang Penginyongan (AKP), Kiki memuturkan bahwa ia mendapat informasi dari Abah Titut (Titut Edi Purwanto).
“Saya kenal beliau karena saya ikut Komunitas Juguran Safa’at. ” ungkapnya. Selain itu ia juga mendapat rekomendasi dari kampus agar acara digelar di sini.
Bagaimana cara membagi waktu?
Kiki memiliki hoby berorganisasi. Maka kegiatan di kampus dan aktifitas sosial kemasyarakatan lainnya cukup padat sehingga perlu pinter berbagi waktu. Namun waktu 24 jam baginya sudah cukup.
“Bagi saya yang penting ada waktu untuk istirahat,” ujarnya lagi.
Ketika ditanyakan tentang kesannya mengadakan acara di AKP, Kiki menuturkan sudah dua kali berkunjung ketempat ini.
“Saya senang dan tidak pernah bosan. Alhamdulilah apa yang saya rasakan sama seperti yang dirasakan teman-teman,” tuturnya seraya menutup bincangannya. (Saring Hartoyo)