Selasa, November 26
Shadow

JEJAK GLENN FREDLY DI DUNIA FILM NASIONAL. Oleh : Dimas Supriyanto Martosuwito.

Glenn Fredly. (Ist)

Selarasindo.com – Glenn Fredly adalah insan musik, vokalis dengan suara khas, yang punya kontribusi besar di film nasional. Bukan sembarang film, melainkan film film yang berkualitas.
Debutnya dimulai sebagai aktor dan diarahkan oleh sutradara kondang, Hanoeng Bramantyo di tahun 2011 dalam film “Tanda Tanya” (2011) dan menjadi cameo di film komedi Pretty Boys (2019).

Saya menonton aksi kocaknya sebagai pengamen jalanan yang mengganggu Vincent yang terusir dari rumah mewahnya dan tidur di mobil dalam film drama komedi ‘Pretty Boys’. Disutradarai oleh dokter Tompi. Debut dokter dn penyanyi sebagai sutradara itu mendapat sambutan hangat penonton.

Film “Tanda Tanya” di tahun 2011 menjadi pintu masuknya di dunia film dan pertemhannya dengan Reza Rahadian dan Revalina S. Temat di depan kamera. Berperan sebagai Doni, film ini mengangkat tema keberagaman agama di Indonesia.

Menang banyak penghargaan, “Tanda Tanya” berhasil meraih piala Festival Film Indonesia tahun 2011 untuk kategori Sinematografi Terbaik. Selain itu, film ini juga mendapat penghargaan lainnya seperti Piala Citra dan masuk dalam nominasi Festival Film Bandung (FFB).

Kesukaan Glen pada dunia film berlanjut menjadi produser. Bukan satu melainkan tiga film yang berkulitas, yaitu “Cahaya dari Timur: Beta Maluku” (2014), “Filosofi Kopi” (2015), dan “Surat Dari Praha” (2016).

Film Cahaya dari Timur merupakan film layar lebar yang diproduseri olehnya. Film ini bercerita tentang Sani Tawainela yang melatih anak-anak dari dua kubu yang terlibat konflik agama di Maluku. Dirilis tahun 2014 dan disutradari oleh Angga Dwimas Sasongko.

Kerjasama dengan sutradara Angga Dwimas Sasongko berlanjut dengan film bertema kopi dengan skenario yang berasal dari novel karya Dewi Lestari. Diperankan oleh sejumlah artis ternama seperti Chicco Jerikho dan Rio Dewanto.
Kerjasama dengan Chicco Jerikho berlanjut dengan produksi film “Surat dari Praha” yang memenangkan film Terbaik 2017 di Usmar Ismail Award (UIA) dimana saya salahsatu jurinya.
Film kini berkisah tentang kehidupan Eksil – pelarian politik 1965 di Praha, Cekoslovakia.

Selain itu, dia menggarap soundtrack lagu film “Twivortiare” yang berjudul “Kembali Ke Awal” yang memenangkan Piala Maya sebagai “Soundtrack Terbaik 2020”.

Menilik dari daftar film yang dibintangi dan diproduserinya, jelas sekali bahwa Glenn Fredly adalah insan film yang memiliki visi mengejar mutu dan idealisme dan seakan tak peduli pada selera pasar. Hal itu jarang ditemui oleh orang orang di luar musik yang menganggap film sebagai investasi komersil belaka atau pelampiasan hobi.
Tapi dia begitu cepat pergi.
Selamat jalan Glenn Fredly Deviano Latuihamallo.

Kiranya damai di sisi Tuhan. Amin ( Dimas/SH)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.