Selarasindo.com – Para seniman panggung dari berbagai cabang seni, terus berkreasi, meski untuk beberapa bulan terakhir ini harus terkungkung di rumah tak bisa kemana mana akibat pandemi Coronavirus ini. Daya juang dan daya kreasi mereka tak pernah padam.
Tuti Maryati Zakaria, penyanyi keroncong legendaris yang dulu dikenal dengan nama Tuti Tri Sedya pun termasuk seniman yang gigih berjuang hingga akhirnya berhasil mewujudkan gagasan yang tertunda tiga bulan lalu, yakni “Lomba Vokal Keroncong” yang digadang gadangnya, selama ini.
Lomba yang pertama diselenggrakan ini hanya bisa menyeleksi 60 peserta karena keterbatasan gedung serta ketatnya protokol Covid 19.
“Pendaftarnya lebih dari itu, ” katanya usai penyelenggaraan. “Kasihan mereka rindu keroncong, ” katanya sedih.
Tak ada campur tangan pemerintah dalam hal ini. Khususnya Dinas Kebudayaan yang seharusnya peduli pada pelestarian musik keroncong khas Indonesia. Acara lomba sepenuhnya diselenggarakan sendiri atas dukungan sponsor dan para simpatisan yang didapat dengan kegigihan.
Tuti Maryati sendiri merupakan penyanyi keroncong dan langgam Indonesia yang mempunyai kelebihan bisa bernyanyi dalam 24 bahasa. Sebelumnya dikenal dengan nama Tuti Tri Sedya.
Berkarir sejak 1986 – dulu sering tampil di TVRI – dan terus berjuang melestarikan musik keroncong hingga kini.
Tuti Maryati sudah melawat ke 60 negara untuk memperkenalkan musik ke keroncong ke seantero dunia.
Semula acara lomba akan diselenggarakan di rumahnya di Cinere. Lalu pandemi Corona datang. Menghadapi protokol Covid-19 dan bertambahnya peserta, akhirnya mendapat dukungan dari Laksamana TNI Purn. Bernard Kent dan Jendral TNI Purn. Subagyo HS, sehingga memperoleh lokasi aula gedung Jala Bhakti di Cilandak itu, papar Tuti Maryati Zakaria.
Lomba Vokal Keroncong yang baru diselenggarakan pertama kalinya ini memperebutkan Piala Budiman BJ, sosok musisi yang berjasa di bidang pelestarian musik keroncong tanah air.
Berlangsung di Cilandak, Jakara Selatan, tepatnya di Graha Jala Bakti padang golf – Pangkalan Jati, Pondok Labu. Acara berlangsung pada Rabu 2020 siang lalu, sejak pk. 10.00 hingga pk 15.00 petang.
Dari 20 finalis pria dan wanita, hanya seorang peserta yang absen naik panggung, karena tercekal oleh prosedur penerbangan. “Peserta pria dari Pasuruan nggak dapat izin terbang. Kasihan, ” ungkap mbak Tuti.
Para peserta nampak antusias, bahkan para peserta dan pendukungnya yang tak masuk final pun bertahan hingga acara usai.
Di lokasi ada 130an orang yang hadir, di lokasi lomba, semua mengenakan “shield”. “Kecuali saat foto buka sebentar, ” cetus mbak Tuti.
Musisi keroncong dan campursari Koko Thole dkk, bertindak sebagai dewan jurinya. Acara ini juga diselenggarakan menyambut HUT 1 Komunitas Keroncong Tanpa Batas.
Hans Fredy, peserta dari Bekasi terpilih sebagai juara 1 Vokal Keroncong Pria sedangkan Ismi Yasrika dari Tasikmalaya jadi juara I vokal keroncong wanita.
Juara II: Diky (Jakarta) Wulandari (Tasikmalaya).
Juara III: Adriyanto (Cikarang), Nur Aktafiani (Klaten). -(Dms/SH).