Selarasindo.com – Presiden Afrika Selatan, peraih Hadiah Nobel Perdamaian 1993, Nelson Mandela adalah tokoh yang kepadanya kita wajib berterima kasih – karena dengan suka cita beliau memperkenalkan busana batik kepada dunia.
Ketika para pemimpin Indonesia cenderung “bermain aman” dengan setelan jas dan dasi, tokoh pejuang antiapartheid ini dengan percaya diri tampil mengenakan batik di forum forum internasional. Juga di acara jamuan resmi dan saat menyambut kepala negara di rumahnya.
Bahkan saat bertemu dengan Ratu Elizabet II di Istana Buckingham, Inggris, Pak Nelson Mandela pun memakai batik.
Perkenalan pertama Mandela dengan batik berawal dari kunjungan perdananya ke Indonesia pada 1990-an sebagai sebagai wakil ketua organisasi Kongres Nasional Afrika.
Melawat ke Jakarta di awal masa kepresidenannya, ia mendapatkan baju batik pertamanya sebagai cinderamata dari pemerintah Indonesia. Ternyata dia sangat suka dan berkesan.
Di tahun 1999 pemerintah menugasi Iwan Tirta, untuk merancang batik khusus untuk Mandela dan secara berkala mengirimkannya ke istananya.
Diplomasi batik berlangsung lancar. Tokoh dunia bernama lengkap Nelson Rolihlahla Mandela (1918 – 2013) ini memakai batik di berbagai acara kenegaraan.
Dalam foto yang tersebar di internet Mandela memakai batik saat wawancara dengan Larry King (Mei, 2000), bertemu boss microsoft Bill Gate (Maret 1997), menyambut kedatangan Bill Clinton (Juli 2007) di rumahnya, dan saat kunjungan resmi ke Inggris dan moment bersejarah lainnya.
Juga saat penutupan Piala Dunia 2010 di stadium Soccer City Johnannesburg dimana dia jadi tamu kehormatannya.
Selain dikenal senagai Tokoh Penerima Nobel 1993, dan menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan (1994 – 1999) Nelson Mandela adalah Sekretaris Jenderal Gerakan Non-Blok pada 1998 sampai 1999. Dengan semua predikat itu sosok kharismatis ini bertemu dengan tokoh tokoh dunia dan batik pun terbawa ikut memberikan kesan dan ciri penampilannya.
Di negerinya sendiri di Afrika Selatan, masyarakat menjuluki kemeja batik dengan sebutan “Kemeja Madiba” karena rakyat Afrika Selatan juga memanggil Mandela dengan nama Madiba.
Nama ini diambil dari nama klan Thembu, yang merupakan asal-usul Mandela, dan merupakan tanda rasa sayang dan hormat untuk Mandela.
Beberapa desainer Afrika Selatan pun merancang motif-motif batik lain untuknya. Ada yang mengambil motif tradisional Afrika Selatan, tapi tak sedikit yang menggabungkan motif itu dengan motif Indonesia yang memang disukai Mandela.
Meski presidennya memakai batik dan busana khas Indonesia juga dijual di negeri itu, masyarakat Afrika Selatan enggan memakainya. Usut punya usut keengganan warga Afsel mengenakan bukan karena alasan fashion atau harga dan artistiknya, melainkan alasan “sungkan” dan “segan”.
“Mana mungkin kami menyaingi beliau ? ” demikian warga Afsel kepada diplomat Indonesia di Johanesburg.
Sebagian warga Afrika mengangap batik Mandela sebagai “busana raja” atau “busana bangsawan”. Dan sebagian masyarakat Afrika Selatan juga menganggap Nelson Mandela sebagai “manusia setengah dewa”
Setelah beliau meninggal dunia 5 Desember 2013 di usia 95 tahun, masyarakat Afrika Selatan mulai berani memakai batik. Alhamdulillah. (Dimas Supriyanto/SH)