Selasa, November 26
Shadow

MAHASISWA UMP KULIAH TATAP MUKA BERJARAK DI UMAH SASTRA AHMAD TOHARI.

Drs. Edi Romadhon dosen UMP tengah menyampaikan mata kuliah Jurnalistik Dasar di Umah Sastra Ahmad Tohari Agro Karang Penginyongan (AKP) Cilongok Banyumas, Sabbtu 3/10. (SH)

Selarasindo.com–Sejak pandemi Corona (Covid-19 l) melanda dunia termasuk Indonesia,  Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memberlakukan pembelajaran jarak jauh atau e-learning.

Hal ini  guna mengantisipasi penyebaran COVID-19 di kampus tersebut. Berkenaan dengan hal itu mulai tanggal 16 Maret 2020 UMP mengubah kegiatan belajar mengajar dari kuliah tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh bagi seluruh mahasiswa. Proses pembelajaran jarak jauh tersebut menggunakan aplikasi “On Class” yang tersedia di www.onclass.ump.ac.id.

Drs. Edi Romadhon dosen UMP. (Ist)

Pembelajaran Jarak Jauh sudah berjalan beberapa bulan itu membuat mahasiswa berhari-hari konsen bertatap muka dengan HP atau komputer.  Akibatnya banyak yang melalami kejenuhan.

Melihat kondisi seperti itu Drs. Edi Romadhon (Edon) dosen UMP yang juga seorang seniman/sastrawan  itu kemudian mencari solusi bagaimana cara membuang rasa kejenuhan bagi mahasiswanya sekaligus memberikan materi perkuliahan. Salah satunya dengan mengadakan kuliah tatap muka diluar kampus.

Usai paparan mata kuliah Jurnalistik Dasar oleh Drs Edi Romdhon, mahasiswa UMP foto bersama di Pendapa Praba Wulan AKP, Sabtu 3/10 (SH)

Kuliah tatap muka namun tetap berpegang pada protokol kesehatan ini, sehingga ada komunikasi timbal balik atau komunikasi dua arah antara dosen dan mahasiswa.

Hal itu dikatakan Drs. Edi Romadhon kepada selarasindo.com usai memberikan materi kuliah tentang Jurnalistik Dasar  di Umah Sastra Ahmad Tohari di Agro Karang Penginyongan (AKP) di desa Karangtengah Cilongok Banyumas Sabtu (3/10).

Selanjutnya pria yang biasa disapa Pak Edon ini menuturkan bahwa kuliah tatap muka tidak harus di kampus.  Maka untuk menyegarkan semangat mahasiswa dalam menimba ilmu ia melakukan terobosan dengan mengajak mahasiswa untuk berkunjung ke wahana wisata Agro Karang Penginyongan sebuah obyek wisata edukasi di desa Karangtengah tersebut.

Di wahana wisata edukasi ini mahasiswa diberikan bekal materi perkuliahan dengan tatap muka berjarak di tempat terbuka seperti aula Umah Sastra Ahmad Tohari tersebut.

AKPdilengkapi berbagai  fasilitas seperti gedung untuk acara terbuka antara lain : Pendapa Praba Wulan, Umah Sastra Ahmad Tohari, Taman Putri Kuwung dan lainnya.  AKP berada di ketinggian 650 meter DPL di sebelah barat daya gunung Slamet dengan pemandangan indah, udara sejuk dan dilengkapi  peralatan protokol kesehatan.

Seperti halnya yang dilakukan oleh 80 mahasiswa UMP pada Sabtu 3/10 berkunjung ke AKP untuk kegiatan kuliah tatap muka sekaligus temu kangen sesama mahasiswa.

Mahasiswa semester 3  jurusan PBSI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Fakultas Ilmu Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) di AKP dipandu oleh Drs Edi Romadhon. Mereka  diberi materi kuliah tentang ilmu dasar jurnalistik.

” Sebenarnya yang kami undang hanya 40  orang. Tapi ternyata yang datang sebanyak 82 mahasiswa.  Mereka kemudian dibagi menjadi 2 kelompok yakni kelompok A dan B,” ujar Edon.

Obat kejenuhan.

Perkuliahan tetap muka model seperti ini merupakan yang pertama kalinya. Hal ini untuk mengobati kejenuhan karena selama ini kuliah dengan model daring atau jarak jauh.

“Ini juga merupakan terobosan karena AKP ini adalah wahana wisata sehat sehingga cocok sebagai tempat perkuliahan tatap muka berjarak disaat Pandemi Covid-19 ini.” ujar pria yang juga  pimpinan Sanggar Gethek ini.

Kuliah tatap muka diluar kampus seperti ini lanjut Edon,  akan disampaikan kepada dosen-dosen yang lain. Dimana mahasiswa secara bersama diajak untuk berkunjung ke tempat ini. Mahasiswa hanya membayar tiket masuk. Di obyek wisata ini mereka didampingi oleh dosennya masing-masing untuk diberikan perkuliahan tatap muka dengan tetap tetap mematuhi ketentuan protokol kesehatan yakni menggunakan masker, cuci tangan dengan sabun, dan berjarak.

Fitriana Hardiyanti semester 3 FKIP UMP (SH)

Fitriana Hardiyanti.

Usai acara, Fitriana Hardiyanti (19) mahasiswi UMP yang dalam kegiatan ini mendapat amanah sebagai ketua kelompok A menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan pertemuan perdana mahasiswa semester 3 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan mata kuliah Jurnalistik Dasar yang pandu oleh Drs Edi Romadhon dosen bahasa dan Sastra Indonesia di Agro Karang Penginyongan.

Fitriana mengaku sangat senang karena untuk pertama kalinya berkunjung ketempat yang cukup strategis untuk kegiatan outbond.

” Tempatnya nyaman untuk kegiatan di luar kampus seperti ini,” ujar Fitri.

Lutfi Adianto.

Lutfi Adianto semester 3 FKIP UMP. (SH)

Selanjutnya Lutfi Adianto ketua kelompok B menuturkan bahwa kali ini merupakan kuliah tatap muka pertama yang dipandu oleh bapak Drs.Edi Romadhon Dosen UMP yang kali ini menyampaikan  mata kuliah Jurnalistik Dasar.

” Menurut saya ilmu jurnalistik itu penting. Karena dengan pembekalan ilmu jurnalistik dasar ini ke depan saya dan kawan-kawan kalau tidak jadi  guru  juga bisa  berprofesi sebagai wartawan, reporter atau pembawa acara dan lain sebagainya. Untuk itu perlu kesiapan mental, pola pikir dan cara berbicara yang baik sesuai dengan profesinya.

“Kuliah tatap muka di AKP ini saya senang sekali. Soalnya sudah hampir 7 bulan kuliah online, tinggal di rumah terus  dengan menatap laptop berjam-jam setiap hari sehingga merasa jenuh.

“Maka ketika ada kabar bahwa Pak Edi Romadhon akan memberikan mata kuliah tentang Jurnalistik Dasar dengan tatap muka tapi di luar kampus saya merasa tertarik untuk mengikutinya.” ujar mahasiswa asal Wonosobo ini.

“Saya baru pertamakali ke AKP ini. Suasananya amat menyenangkan udara sejuk, pandangan indah, asri, seperti di daerah saya sendiri yakni di Wonosobo,” ujar Lutfi yang bercita-cita ingin jadi guru ini. (Saring Hartoyo)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.