Selasa, November 26
Shadow

EDI ROMADHON DOSEN UMP: “JADILAH PENULIS YANG BAIK. JANGANLAH JADI BUZZER.”

Mahasiswa semester IV Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia tengah mengikuti kuliah offline di Pendapa Prana Wulan (AKP), Minggu 21/3. (Sh)

Selarasindo.com– Sebanyak 43  mahasiswa UMP Purwokerto jurusan Bahasa dan Sasra Indonesia semester IV, Minggu 21 Maret 2021 mengikuti kuliah secara offline di Agro Karang Penginyongan.

Kuliah tatap muka diluar kampus kali ini dipandu oleh Edi Romadhon (Edon) dosen Bahasa dan Sastra Indonesia UMP. Usai memberikan perkuliahan Edon sempat berbincang dengan selarasindo.com.

Dikatakan bahwa kuliah tatap muka diluar kampus ini merupakan perkuliahan perdana pada semester genap yakni semester IV. Pokok bahasanya tentang fiksi yaitu sebuah karya tulis untuk menghibur para pembacanya. Karya fiksi bisa bersumber dari imajinasi pengarangnya, dari peritiwa nyata, dari pengalaman penulis, atau bisa juga dari pengalaman orang lain.

Edi Romadhon dosen Bahasa dan Sastra Indonesia UMP. (SH)

Kepada para mahasiswanya ia memberikan pemahaman tentang bagaimana menulis fiksi  yang menarik yakni mengisahkan seseorang dengan cara yang unik.

“Karena untuk menjadi karya tulis yang menarik butuh keanehan atau keunikan. ” ujarnya. Ia menjelaskan apabila yang ditulis tentang keunikan seseorang maka hasilnya karyanya tersebut fiksi.

Dari kuliah offline atau tatap muka ini mahasiswa kemudian membentuk tim untuk membuat karya-karya jurnalistik yang menarik. Dua minggu kemudian hasilnya dikumpulkan untuk dievaluasi.

Dikatakan bahwa di kampus UMP sudah terbentuk berbagai komunitas penulis. Seperti komunitas Sastra, Puisi, Cerpen, Novel dan lainnya yang masuk dalam kegiatan ekstra kulikuler.

Karya-karya mahasiswa tersebut setelah diseleksi kemudian diterbitan di media kampus UMP yakni Media Baskara.

Janganlah jadi buzzer.

Selanjutnya Edon menuturkan, dengan kemajuan dibidang teknologi informasi dan munculnya berbagai media online, maka saat ini setiap orang bisa membuat berita.

Untuk itu ia berpesan kepada para mahasiswanya apabila membuat berita agar tetap berpegang teguh kepada kode etik jurnalistik yakni berita yang obyektif yang bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya.

“Jadilah penulis yang baik. Janganlah kalian jadi buzzer,” pesannya. (Saring Hartoyo).

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.