Selarasindo.com– Rombongan dari Purbalingga sebanyak 50 orang sempat dibuat tertegun oleh pasangan suami istri Bety dan Bayu saat pentas di Pendapa Praba Wulan, wahana wisata Agro Karang Penginyongan (AKP).
Duet penyanyi bersuara merdu dan penuh penghayatan saat menyanyikan lagu-lagu nostalgia.
Sebab mereka tak menyangka kalau penyanyi wanitanya yang bernama lengkap Hanis Bety Margawati adalah sosok penyanyi tuna netra.
Saat beduet dengan sang suami amat kompak penuh penghayatan. Dalam berkomunikasi dengan rombongan juga amat familiar meski ia tidak melihat seperti apa wajah para pengunjungnya
Hanis Bety Margawati dan Bayu Adi Laksono adalah pasangan suami istri yang sama-sama menekuni profesi sebagai penyanyi.
Ketemu jodoh.
Usai memberikan hiburan, Bety dan Bayu sempat berbincang dengan selarasindo.com. Bety lahir di Surabaya 7 Agustus 1983. Ia adalah anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bambang Suharyono dan Sriwati. Kedua orang tuanya saat ini tinggal di Lubuk Linggau Sumatera Selatan.
Bety menekuni dunia hiburan sebagai penyanyi sejak masih duduk di bangku SMP di Lubuk Linggau Sumatera Selatan.
Dalam perjalanan waktu Bety pindah ke Jawa dan bertemu dengan Bayu di Solo pada tahun 2004.
“Saat itu saya sedang mendaftar lomba nyanyi. Di situ saya bertemu Mas Bayu yang menawari saya sebagai vokalis band yang dipimpinnya.” ujar Bety lagi.
Tak menyangka disitulah ia menemukan pria yang menurutnya cocok sebagai pasangan hidupnya. Mereka kemudian menikah pada akhir 2006.
Kecelakaan.
Pada usia 25 tahun, saat hamil anak ke 2 nya yakni Keisya Alfa Alzeny (sekarang kelas 6 SD) ia mengalami kecelakaan sepeda motor. Karena pendarahan otak, membuatnya sempat koma selama 5 hari. Pada hari keenam setelah ia sadar, Bety mencoba membuka mata, namun ternyata tidak bisa melihat. Ini merupakan cobaan terberat bagi pasangan ini. Setelah tidak bisa melihat, biduk rumah tangga pun sempat terguncang.
Meski begitu, pasangan yang tinggal di RT 6 RW 6 desa Karangmojo, Tasikmadu, Karanganyar Solo ini hingga kini rumahtangganya tetap haromis. Mereka berdua berpendapat bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan. Begitu juga bagi Bayu dan Bety.
” Kami berdua tetap berusaha menanamkan rasa saling percaya, saling pengertian dan menjauhkan dari kecurigaan. Memang pada awalnya rasa curiga itu ada. Namun saya terus berusaha untuk menanamkan rasa percaya baik pada diri sendiri maupun pada suami.
“Alkhamdulillah rumah tangga berlangsung hingga kini.” ujar Bety lagi.
Dari kasih sayang dan saling percaya itu, keduanya bersama-sama terus menekuni profesi sebagai entertainment, menyanyi di cafe, hotel, pada acara pernikahan dan event lainnya.
Seperti halnya ketika dihadapan rombongan sekitar 50 orang dalam rangka sukuran 71 tahun Ibu Rahel Adiningsih dari Purbalingga.
Pengunjung melihat penampilan Bety, meski memiliki kekurangan (dalam penglihatan) namun sangat mengesankan tidak kalah dengan yang ‘sempurna’. Melihat penampilan dan kemampuannya dalam olah vokal, Ibu Rahel spontanitas naik panggung menyalami Bety. yang sangat menghibur.
Pak Liem sosok pengayom.
Bety juga tak menyangka akan dipertemukan dengan Pak Liem (Koeswintoro) selaku Dewan Penasehat Pertuni kabupaten Kebumen dalam acara pemilihan pengurus baru belum lama ini. Bety dan suami mengaku sangat kagum kepada Pak Liem yang juga Dewan penasehat Petuni Kebumen.
Meski Bery memiliki keterbatasan, justru beliau yang memotivasi agar ia dan suaminya bergabung sebagai entertainment di Agro Karang Penginyongan.
“Pak Liem adalah tokoh yang sangat mengayomi. Jujur saya mengatakan, meski dalam kondisi seperti ini, justru beliaulah yang memotivasi saya.” ungkapnya seraya menutup bincangannya. (Saring Hartoyo)