Selasa, November 26
Shadow

SUDIRMAN SPd.MPd. BERPEGANG PADA FILSAFAT JAWA: “Rumongso Handarbeni, Melu Hangrungkebi lan Mulat Sariro Hangroso Wani.”.

Sudirman SPd.MPd, Kepala SMP Negeri 3 Kroya. (SH)

Selarasindo.com–  Adalah Sudirman SPd. MPd. Pria yang saat ini mendapat amanah sebagai kepala SMP Negeri 3 Kroya kabupaten Cilacap JawaTengah ini tahun depan memasuki masa pensiun. 

Berpuluh tahun mengabdikan diri di dunia pendidikan. Mulai sebagai guru, kemudian meningkat menjadi kepala di beberapa SMP Negeri di kabupaten Cilacap. Mulai dari SMP Negeri Bantarsari, SMP Negeri 2 Nusawungu dan saat ini memimpin SMP Negeri 3 Kroya.

Dalam bincangannya dengan selarasindo.com ia menuturkan, bahwa memimpin organisasi atau institusi apa pun akan menghadapi banyak orang dengan aneka karakternya. Oleh karena itu seorang pemimpin harus bisa memahami dan mengarahkan sesuai dengan yang diprogramkan.

Agar rekan kerjanya mulai dari pendidik hingga tenaga kependidikan bisa berjalan kompak sesuai dengan tugas yang diembannya, Sudirman menanamkan filosofi : Rumongso Handarbeni, Melu hangrungkebi dan Mulat Sariro Hangroso Wani.

Rumongso Handarbeni adalah merasa memiliki dimana ia mengabdi. Bertugas di SMP Negeri 3 Kroya, maka ikut merasa memiliki sekolah itu. Ada kerusakan, kehilangan dan lainnya ikut merasa dirugikan. Oleh karenanya wajib untuk menjaganya.

Melu hangrungkebi. Wajib untuk menjaganya atau membelanya apabila institusi dimana ia bekerja dihadapkan kepada masalah atau perkara.

Pintu gerbang SMP Negeri 3 Kroya. (Sh)

Mulat Sariro Hangroso Wani. Yakni mau mawas diri atau intropeksi bahwa dirinya itu siapa dan sebagai apa.

Begitulah sepenggal pepatah jawa yang mengandung makna yang sangat dalam.

Untuk itu ia berpesan siapa saja yang mengabdi di sekolah ini mulai dari guru, staf kantor, securty hingga bagian kebersihan harus merasa ikut memiliki. (Rumpngso Handarbeni).

“Merasa memiliki maka harus ikut merawat dan menjaganya. Karena disini menjadi tempat kerjanya maka sekolah ini harus dikelola dengan baik. Bukan apa yang ada disini malah dibawa pulang.” ujar pria yang juga gemar berkesenian baik tradisi maupun modern ini.

Guru datang ke sekolah juga bukan sebatas mengajar. Namun juga merawat dan menjaganya. Sekolah ini sebagai lahan hidupnya. Maka kalau tidak ada sekolah ini mereka tidak jadi guru. Karena mengabdi di sekolah ini maka mendapat gaji, sertivikasi, THR dan lainnya. Oleh karenanya kita harus mau merawat dan memeliharanya.

Dan terakhir Mulat Sariro Hangroso Wani.  Sebagai tenaga pendidik maupun kependidikan yang mengabdi di sekolah ini harus mau mawas diri.

“Disini saya sebagai apa. Tugasnya apa.  Dalam menjalankan tugas sudah bener apa belum. Kalau belum, ya diperbaiki. Kalau tidak mau memperbaiki yang rugi diri sendiri, ” ujar pria yang juga mulai aktif di dunia musik ini. (Saring Hartoyo)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.