Selarasindo. com–Siapa sangka pria bernama Misno Dalsono akan menjadi pengusaha sukses di bidang vulkanisir ban. Pria kelahiran desa Jladri kecamatan Buayan Kebumen 50 lalu ini anak bontot dari dari 5 bersaudara dan satu-satu satu satunya anak laki -laki. Tak heran jika orangtua berharap agar Ia meneruskan jejaknya sebagai petani. Namun garis hidup berkata lain. Misno sejak kecil kurang tertarik di pertanian. Bahkan ia gemar membaca tulisan tentang bisnis, baik di buku maupun surat kabar.
Lulus sekolah ia bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang Vulkanisir ban selama 8 tahun dan termotivasi untuk terjun ke bisnis di bidang yang saat itu masih jarang itu. Namun konsekwensinya ia harus totalitas dalam mempelajari baik teknik pengolahan hingga pemasaranya.
Oleh karenanya pekerjaan itu ia tekuni dengan sungguh sungguh. Sebagai karyawan ia jalani secara total dengan prinsip jujur, disiplin dan tanggungjawab.
” Waktu saya sebagai karyawan, tidak semata memikirkan tentang bayaran. Bagi saya bekerja adalah prosen untuk menimba ilmu menuju mandiri. Maka apa saja yang ditugaskan, saya jalani dengan senang hati. Misalnya sudah cape malam malam suruh menagih uang, membeli karet dan lainnya. Kebanyakan orang pada mengeluh. Kalau saya tugas apapun saya jalani dengan senang hati. Karena itu sumber ilmu,” ujar Misno Dalsono kepada selarasindo.com saat ditemuindi showroom nya di Buayan Selasa 7/9/21.
Jatuh bangun.
Setelah merasa pengalaman sudah cukup, tahun 2002 ia memberanikan diri untuk membuka usaha sendiri. Saat itu ia merintis di Banjarnegara dengan lebel Kurnia Agung Ban selama 2 tahun. Dalam dunia bisnis, pada awal usaha mengalami jatuh bangun.
“Maklum waktu itu saya masih muda jadi uang banyak digunakan untuk berhappy dengan teman teman sehingga bangkrut. ” tuturnya. Dari pengalaman pahit itu dijadikan pelajaran berharga.
Kurnia Agung Ban yang melayani penjualan Ban baru, Vulkanisir, Tambal Press, Tubles, Nitrogen, Sedia Ban Motor, Mobil, Compond dan lainya itu dikelola secara profesional. Dalam perjalanan waktu usahanya terus berkembang. Kini berhasil membuka 4 cabang yakni di Petanahan (Kebumen), Kebasen (Banyumas), Sitinggil (Cilacap) dan pusatnya di desa Buayan km 10 menuju Karangbolong dengan merekrut 20 karyawan.
“Saat itu saya menentang kehendak orang tua yang menginginkan agar saya jadi petani. Tapi saya kurang tertarik jadi petani dan inginnya jadi pengusaha, ” ujar Misno Dalsono mengenang masa lalu, yang ditengah kesibukkannya mengelola bisnis kini masih bisa menyempatkan diri mengabdi kepada masyarakat sebagai Ketua BPD di desa Jladri kecamatan Buayan ini. (Saring Hartoyo)