Selarasindo.com–Sejak mangkatnya ulama kharismatik, KH. Ahmad Shodiq 3 tahun lalu membuat para santri pondok Pesantren Darussalamah Braja Dewa Lampung Timur, juga kaum Nadhiyin merasa kehilangan sosok panutan.
KH Ahmad Sodiq merupakan mursyid tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah yang semasa hidupnya dikenal memiliki kedekatan dengan banyak orang. Salah satunya dengan Gus Dur. Kisah kedekatan keduanya tergambar ketika bertemu. Masing-masing akan berebut saling mendahului untuk mencium tangan. Gus Dur mencium tangan Mbah Sodiq, demikian juga Mbah Sodiq pun ingin segera mencium tangan Gus Dur.
Rupanya kedua tokoh itu menganggap satu sama lain sebagai guru. Gus Dur memposisikan Mbah Sodiq sebagai gurunya, demikian pula Mbah Sodiq menganggap Gus Dur adalah guru. Alkisah saat Mbah Kiai Sodiq berziarah ke makam Gus Dur di Pesantren Tebuireng Jombang, ada seorang santri yang mengenal sosok Mbah Sodiq dan tahu kedekatan Mbah Sodiq dengan Gus Dur. Melihat sosok Mbah Sodiq, santri tersebut lalu mengejar Mbah Sodiq dan meminta bersalaman mencium tangan. Aksi santri tersebut lalu diikuti para santri lainnya dan menyebabkan suasana menjadi riuh
Kharisma Mbah Mad Sodiq terbukti dengan jumlah santri di Pon Pes Darussalamah Braja Dewa di Lampung Timur mencapai 1000 santri.
“Almarhum KH Ahmad Sodiq atau terkenal dengan sebutan Mbah Mad Sodiq, memiliki kharisma yang luar biasa. Sehingga benar-benar menjadi panutan para santrinya,” ujar Saiful SH, pengamat masalah sosial dan kebijakan publik ketika bincang dengan penulis Selasa (25/10/21)
Bejo, begitu panggilan akrab Dewan Kehormatan Forum Wartawan Hiburan (FORWAN) Indonesia ini menambahkan, kalau Mbah Mad Sodiq sosok ulama yang memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki ulama lain seperti:
1.Istikomah
Mbah Mad Sodiq merupakan ulama yang istikomah dalam menjalankan syariat, tharikat dan selalu mengutamakan Sholat berjamaah serta mendidik santri dalam situasi apapun. Pernah suatu hari Mbah Mad Sodiq sakit dan dirawat di rumah sakit Metro Lampung. Yang selalu ditanyakan oleh Mbah Mad Sodiq adalah jam sholat, dan selalu minta diantar ke masjid. Selanjutnya, seperti biasanya langsung mengajar beberapa kitab kuning kepada ribuan santri di pondok pesantren milik beliau sendiri. Pada saat terbaring sakit pun yang diingat oleh mbah Mad Sodiq adalah jamaah dan Mendidik santri.
2. Pejuang Kemerdekaan .
KH Ahmad Sodiq semasa mudanya di Pare Kediri, Jawa Timur dan sekitarnya merupakan pemuda yang pemberani dalam mengusir penjajah Belanda. Saat itu Mbah Mad Sodiq merupakan satu satunya pemuda yang berani memasang ranjau untuk memukul mundur pasukan Penjajah. Keberhasilannya dalam memukul mundur musuh merupakan salah satu peristiwa yang sampai saat ini di kenal dengan peristiwa Agresi militer Belanda.
3. Di Angkat Menjadi Mursyid Tharikoh Qodiriah Naqsabandiyah.
Tanpa ada niatan dan keinginan sedikitpun di dalam Hati Mbah Mad Sodiq untuk menjadi mursyid. Hal tersebut di awali dari para santri tarekat yang sepakat untuk mengantarkan Kyai Ismail menghadap ke KH Romli Cukir Jatim, untuk mohon restu supaya Kyai Ismail di angkat menjadi Mursyid. Akan tetapi KH Romli meminta para jamaah supaya kembali ke Lampung dan membawa Ahmad Sodiq ke Cukir untuk di Baiat Kemursyidan.
Sehingga sejak itu Mbah Mad Sodiq memiliki ratusan ribu santri tarekat dari berbagai wilayah indonesia.
4.Santri Santrinya Banyak yang Menjadi ulama.
Kh Ahmad Sodiq sukses di dalam menciptakan regenerasi atau generasi penerus. Beberapa santri Mbah Mad Sodiq yang menjadi ulama diantaranya, KH. Khusnan Mustofa, KH Gufron Metro Lampung. KH Muhsin Abdilah dari ponpes Darussaadah, KH Nur Cholis, KH Nur Daim, KH Sahlan, KH Nasikhin, KH Wahib, KH Muhib, KH Samsoedin Tohir Metro .dll.
5. Ribuan jamaah mengantar Ke Makam Mbah Mad Sodiq.
KH. Ahmad Sodiq, meninggal dunia hari jum.at pukul 15.00. (13/7/18). Saat itu ribuan santri dan jamaah dengan suasana haru dan lantunan tahlil dan tahmid mengantarkan jasad beliau ke pemakaman keluarga besar ponpes Darussalamah hingga sekarang setiap hari banyak umat Islam dari berbagai wilayah di Indonesia berjiarah ke makam KH Ahmad Sodiq. Dan sekarang lebih di kenal dengan Makam Wali Sumatra makam Mbah Mad Sodiq.
“Kelima kelebihan itu hasil pengamatan saya selana ini dan saya yakin masih banyak kehebatan beliau yang tidak banyak diketahui publik,” pungkas Saiful SH. (Buyil/SH)