Selasa, November 26
Shadow

PENTAS KUDA KEPANG ‘DANGER’, JADI MAGNIT PENGUNJUNG AKP.

Kuda Kepang ‘Danger’ saat pentas di AKP, Minggu, 5/12/21.(sh)

Selarasindo.com–Untuk mengobati rasa kangen terhadap kesenian tradisional bagi masyarakat Banyumas dan sekitarnya, Minggu 5 Desember 2021 wahana wisata Agro Karang Penginyongan (AKP) desa Karangtengah Cilongok Banyumas, bekerja sama dengan grup Kuda Kepang ‘Danger’ menggelar pentas.

Pentas seni Kuda Kepang atau Ebeg ini mendapat respon luar biasa. Berbeda dengan hari hari biasa apalagi disaat pandemi sehingga nampak sepi, saat menggelar pentas Ebeg animo masyarakat luar biasa. Yang unik, seni tradisi ini dinikmati mayoritas anak muda baik laki- laki maupun perempuan. Apalagi di saat cuaca terang. Sedang saat hujan gerimis pun mereka tetap bertahan menikmati seni yang magis, unik dan fantastis ini.

Penonton anak muda yang tiba-tiba kesurupan. (Sh)

Kuda Kepang atau Ebeg bukan tontonan biasa. Karena didalamnya banyak mengandung makna bernuansa magis dan spiritualis. 

Lestarikan seni budaya warisan leluhur. 

Grup Kuda Kepang ‘Danger’ berdiri pada tahun 2017 atau dua tahun sebelum pandemi Corona melanda dunia termasuk Indonesia dan atas inisiatip Hadi Suroso (46) penduduk desa Banjaranyar RT 1 RW 4 Kecamatan Pekuncen kabupaten Banyumas Jawa Tengah.

Agar seni Ebeg ini tidak punah maka di butuhkan wadah untuk menyalurkan bakat dan minat anak muda, Hadi Suroso kemudian mendirikan grup ebeg yang diberi nama Danger ini.

“Karena seni kuda lumping ini penggemarnya banyak. Dan setiap ada pagelaran selalu ada penonton yang secara spontan ikut main karena kesurupan, ” ujar Hadi Suroso.

Hadi Suroso (46) Ketua Kuda Kepang ‘DANGER’ desa Banjaranyar kec. Pekuncen, Banyumas. (Sh)

Selain itu, niat mendirikan grup Danger ini juga sebagai wadah atau media untuk memberikan petuah kepada anak muda yang suka minuman keras.

“Saya buat aturan yang amat ketat. Bagi anggota grup Danger yang minum- minuman keras dilarang ikut bermain, ” ujarnya lagi.

Meski demikian, yang namanya seni Ebeg dikenal sebagai kesenian magis yang juga berkaitan dengan dunia gaib. Pada saat pentas, banyak penonton yang secara spontan kerasukan atau kesurupan sehingga mendem (berperilaku yang tidak wajar). Seperti tiba-tiba berguling-guling, lari tanpa arah sehingga masuk dalam kolam, makan bunga, beling dan lain sebagainya.

Grup seni kuda Kepang Danger saat pentas di AKP Minggu (5 /12/21). (Sh).

Perilaku seni Ebeg inilah yang unik dan menarik bagi masyarakat. Selain itu, Ebeg  bukan kesenian biasa. Monde, salah satu pendiri grup Ebeg Danger menuturkan,  sebelum pentas, sesepuh atau pawang  melakukan ritual agar di musim hujan ini  cuaca terang , juga pentas agar berjalan aman dan lancar. (Saring Hartoyo).

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.