Selarasindo.com–Keluarga besar Grafika Grup Gombong kabupaten Kebumen Jawa Tengah, Sabtu 15 Januari 2022 menggelar acara do’a bersama mengenang 100 hari sosok Pak Liem Koeswintoro yang wafat pada 1 Oktober 2021 dalam usia 76 tahun dan peluncuran buku Mozaik Kebhinekaan Pak Liem ‘Pacul Gowang Jangan Dibuang’.
Bertempat di aula Hotel Grafika Gombong dihadiri keluarga besar, sanak family, sahabat dan relasi. Hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Bupati Kebumen H. Arif Sugiyanto SH, Sastrawan Banyumas H. Ahmad Tohari, Kepala Dinas Pariwisata Kebumen M.Arifin SSI. MT, Drs. Sugiarto, seniman Wanto Tirta, relasi Grafika Grup dari Kebumen, Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara dan sekitarnya.
Selain itu juga hadir Nur Khamami Kepala Dinas Pendidikan Banjarnegara dan mantan wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno Komandan Secata, karyawan Grafika grup, para sahabat dan juga Seniman Banyumas Titut Edi Purwanto yang menyanyikan lagu ciptaanya berjudul Pacul Gowang.
Arnantyo Naresyworo anak bungsu mewakili keluarga dalam kata sambutannya menyampaikan banyak terima kasih atas dukungannya kepada keluarga alm Pak Liem.
” Tanpa terasa 100 hari ditinggal oleh bapak kami tercinta. Sebelum wafat papi berpesan agar kita selalu menjaga keutuhan keluarga. Dan saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak, Ibu hadirin sekaliyan, para sahabat semuanya yang salalu memberikan suport kepada kami. Terutama kepada Mami dan Tante Mei yang selalu mendampingi papi sebelum meninggal ” ujar Arnan dengan suara terbata-bata.
Arnantyo juga mengucapkan terima kasih kepada para sahabat pak Liem yang telah menyampaikan kesan dalam tulisan. Juga kepada bapak Hadi Supeno (editor) dan Icha (penyusun) buku Pacul Gowang Jangan Dibuang, buku kenangan terhadap sosok alm. Pak Liem Koeswintoro.
Buku Pacul Gowang Jangan Dibuang, menggambarkan sosok Liem Koeswintoro seorang pengusaha yang gigih ulet, pekerja keras. Meski usia senja namun senantiasa bersemangat berjuang tanpa kenal lelah sampai akhir hayat.
Selain itu beliau adalah sosok nasionalis dan humanis. cinta tanah air dan senantiasa menjalin silaturahmi dengan siapa saja tanpa memandang suku, ras, etnis maupun agama. (Saring Hartoyo)