Selarasindo.com –dr.Muhammad Noor Dhanfit atau akrab disapa Dr Dhodont memiliki banyak kebisaan, ia memiliki darah seni yang kuat. Wajar saja, ketika remaja ia menekuni bidang musik, ia sempat nge-band, ia juga seorang drummer handal , instruktur Drum dll. saking cintanya berkesenian, ia sempat break kuliah fakultas kedokteran. Dhodont menekuni bidang manajemen artis. Ia sukses mengelola aktor Aliando Syarief sebagai aktor populer dan laris manis dan Produser rekaman suara melalui Dok Art Artist Management.
“Saya memang sempat tergoda menjadi manajer artis, makanya sempat break kuliah kedokteran.” ujar dr Dhodont saat ditemui di rumah sakit Assomadiyah Medicare Centre (AMC) dibilangan Lubang Buaya Jakarta Timur.
Dhodont memang sempat menikmati indahnya dunia hiburan melalui kepopuleran Aliando Syarief. Sampai suatu waktu ibunya sakit ia tidak bisa mengurus lantaran menemani Aliando ke berbagai daerah untuk menghibur masyarakat.
“Kalau mengenang masa lalu yang melupakan tanggung jawab sebagai seorang anak ketika ibunya sakit, saya menyesal banget. Tapi apa boleh buat saya mesti secara profesional menemani Aliando ke berbagai daerah.”ujar Dhodont dengan mata berkaca-kaca.
Akhirnya cobaan datang, ia harus melepas jabatan sebagai Direktur di Dok Art Artist Management tempat Aliando bernaung.
Lantaran aktivitasnya kini tidak sesibuk ketika menjadi manajer Aliando, pria 3 anak ini kemudian kembali ke kampus YARSI untuk melanjutkan kuliah Kedokteran yang sempat terhenti karna kesibukan yang luar biasa menjadi Direktur Dok Art Artist Management. Tapi bukan berarti dunia hiburan di tinggalkan secara penuh , dhodont tetap menjadi Direktur di Management Artis bernama Lima Dimensi yg mayoritas adalah Team Dok Art Artist Management. Dan akhirnya ia bisa meraih gelar Dokter, gelar yg diimpikan orang tua , keluarga dan diri nya sendiri .
“Begitu prosesi Wisuda dan sumpah Dokter kelar, saya langsung pulang untuk berbagi kebahagiaan dengan ibu yang saat itu sedang sakit lumpuh karena patah tulang punggung dengan kondisi berbaring selama kurang lebih 2 tahun. Begitu saya mengabarkan kalau saya meraih gelar dokter. Ibu menangis bahagia, sambil berucap. Saya yakin kamu pasti bisa jadi dokter, karena Emak dan Abak membiayai kamu dari duit halal.” Ungkap Dhodont.
Selesai meraih gelar dokter, Dhodont menjalankan praktek di berbagai rumah sakit sambil melanjutkan kuliah S2. Sebelum lulus S2, ia ditawari untuk mengelola Asshomadiyah Medicare Centre. Namun ia belum bisa menerima, lantaran merasa belum pantas karena masih dalam proses kuliah S2. Setelah meraih gelar MARS, owner dari Asshomadiyah Medicare Centre DR.dr. Wan Nedra, Sp.A, segera menghubunginya kemudian ditawari kembali untuk mengelola dan memimpin Asshomadiyah
Medicare Centre Lubang Buaya Jakarta Timur.
“Saya mendapat kepercayaan luar biasa untuk mengelola dan memimpin, rumah sakit. Ini tantangan luar biasa besar, semoga rumah sakit ini bisa maju , bermanfaat dan terus berkembang,” kata suami dari Budhila penyanyi Tembang Hits JanJi Hati dan Luka Lagi yang juga ayah dari Madeena penyanyi muda berbakat ini bangga.
Sejak November 2021 Dr Dhodont menjabat sebagai Direktur di rumah sakit Assomadiyah Medicare Centre Lubang Buaya Jakarta Timur.
“Alhamdulillah sejak saya masuk, mulai ada perkembangan signifikan. Saat saya pegang laba yang semula 3 -10 persen, sekarang sudah mencapai 20-30 persen,” kata pria berusia 38 tahun ini.
Target kedepan, Dhodont ingin menjadikan Assomadiyah menjadi rumah sakit yang lebih baik dan terus berkembang .
“Kepengin sih sampai level A atau B tapi lihat kondisinya belum memenuhi syarat. Jadi saya mesti pasang target yang realistis aja,” tegas Dhodont.
Resep perkembangan rumah sakit Assomadiyah Medicare Centre tidak lepas dari manajemen yang diterapkan secara pas , tepat dan menjunjung tinggi kebersamaan .
“Saya tidak menganggap karyawan sebagai karyawan semata tapi saya jadikan sebagai mitra kerja dan team yang harus solid, kalau memang berprestasi ya kami kasih penghargaan,” ujarnya.
Bagi karyawan yang berprestasi diberikan pin dengan tulisan karyawan Terbaik dan dipersilahkan dipakai selama satu bulan. Agar pasien tahu, yang bersangkutan karyawan atau dokter berprestasi.
“Kami berikan apresiasi hadiah juga, misal kipas angin , kompor , magicom , dispenser dll. Memang nggak seberapa harganya, tapi itu bukti bahwa kami peduli dan mengapresiasi kinerja mereka,” pungkas Dr. Dhodont. (Buyil/sh)