Selarasindo.com–Bertempat di Pendapa Praba Wulan wahana wisata edukasi Agro Karang Penginyongan (AKP) di desa Karangtengah kecamatan Cilongok Banyumas Jawa Tengah, siswa dan guru SMA Kristen Purwokerto, Jumat 22 April 2022 mengadakan Perayaan Paskah.
Paskah adalah perayaan kebangkitan Yesus Kristus dari kubur pada hari ketiga setelah penyaliban. Mengingat kebangkitan Yesus adalah cara untuk umat Kristiani memperbarui harapan sehari-hari. Menurut Kitab Suci, Paskah merupakan tiga hari setelah kematian Yesus di kayu salib.p
Perayaan Paskah SMA Kristen Purwokerto tahun ini diikuti sekitar 80 peserta terdiri dari siswa dan guru serta kepala sekolah. Diawali ibadah oleh Bu Rachel dan Mercy dilanjutkan ibadah Paskah oleh Mercy dan Natanael Kukuh. Usai istirahat dilanjutkan outbond dengan aneka permainan atau fun games yang dipandu oleh Untung instruktur dari AKP.
Ir. Rohmani Probowati Kepala SMA Kristen Purwokerto disela acara dalam bincangannya dengan selarasindo.com menuturkan,
“Kali ini dalam rangka perayaan Paskah yang acaranya diisi antara lain ibadah dan outbond.” ujar alumni Unsoed Purwokerto tahun 1990 ini. Ia mengabdi di SMA Kristen Purwokerto sejak tahun 2000, dan tahun 2014 ia mendapat amanah sebagai Kepala Sekolah hingga kini.
SMA Kristen Purwokerto tahun ajaran 2021-2022 ini jumlah siswanya 74 dengan tenaga pendidik dan kependidikannya sebanyak 16 orang. Sekolah ini dibawah naungan Yayasan Penyelenggara Pendidikan Perguruan Kristen yang sering disingkat YPPPK atau YP3K ini beralamat di jalan Gatot Soebroto 89 Purwokerto.
Dikatakan, dengan siswa relatif sedikit ini tidak mudah untuk biaya operasionalnya apabila hanya mengandalkan dana dari BOS.
“Kami bersyukur untuk menutup biaya operasional sekolah, kami ada pengurusnya yang aktif mencari donatur, ” ujar Rohmani Probowati.
Guru dan siswa juga ada yang muslim.
Hal yang menarik meski sekolah dibawah naungan yayasan Kristen, namun baik guru maupun siswanya ada yang muslim.
” Meski kami dari Yayasan Kristen namun tidak mempermasalahkan baik siswa maupun guru yang beragama lain. Sebab kami juga tidak bermaksud untuk mengkristenkan mereka, ” ujarnya.
Pada saat kegiatan belajar mengajar, SMA Kristen Purwokerto memberikan kesempatan murid yang beragama Islam beribadah dan menjalankan kewajiban agama yang dianutnya.
“Sekolah kami sampai sore. Bagi yang muslim ada waktu untuk ibadah. Karena di depan sekolah, tinggal menyeberang jalan juga ada masjid yang cukup luas, “ujar Rohmani lagi.
Terdampak pandemi dan sistem Zonasi.
SMA Kristen Purwokerto adalah sekolah yang cukup umur, berdiri tahun 1957 atau berusia 65 tahun. Oleh karenanya selaku pengelola ia terus berupaya memberikan pelayanan semaksimal mungkin agar tetap eksis serta terus bisa mengikuti kemajuan jaman khususnya di bidang teknologi informasi (IT).
“Di saat pandemi misalnya, untuk pembelajaran jarak jauh kami juga semaksimal mungkin memanfaatkan teknologi informasi,” tuturnya.
Kendala lain yang dihadapi saat ini. Selain kini banyak bermunculannya SLTA, terdampak pandemi juga adanya sistem zonasi. “Yang terdampak bukan hanya sekolah swasta, namun sekolah negeri pun banyak yang mengalami kekurangan siswa. ” tutur Rohmani seraya berharap wabah corona segera sirna. (Saring Hartoyo)