Selarasindo.com–IMEC (Indonesia Mazda E2000 Community) selama dua hari satu malam, Sabtu dan Minggu 2-3 Juli 2022 menggelar acara Festival ke 1 di wahana wisata edukasi Agro Karang Penginyongan di desa Karang tengah kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah.
Riyan Febrian Discacestra S.Pd. MM, Ketua Umum IMEC dalam bincangannya dengan selarasindo.con menuturkan bahwa , IMEC lahir pada 23 Mei 2020. Seharusnya acara ini digelar pada tahun 2021 lalu.
“Namun karena pandemi Covid – 19 sehingga baru digelar saat ini” ujarnya.
Dikatakan, anggota IMEC saat ini sebanyak 250 dari berbagai pelosok tanah air. Mulai Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali hingga Papua.
Dalam agenda kerjanya, Korwil IMEC (propinsi) selain pertemuan juga mengadakan kegiatan sosial yakni Santunan Anak Yatim. Selain itu, IMEC Jawa Timur juga mengadakan acara Kumbangtara ( Kumpul Bareng Tambah Saudara), yakni pertemuan yang diadakan setiap enam bulan sekali.
“Kami berharap kedepan juga akan dilakukan oleh masing masing propinsi. ” tutur Riyan. IMEC selain menjalin tali persaudaraan atau paseduluran, dalam pertemuan tersebut juga digelar sharing atau tukar pengalaman tentang berbagai permasalahan yang dihadapi pemilik Mazda. Seperti, kesulitan onderdil atau tenaga teknisnya.
“Apabila ada anggota IMEC yang mengalami kesulitan tersebut, teman-teman komunitas siap membantunya baik dalam mendapatkan onderdil maupun tenaga teknisnya,” ujar Riyan lagi.
Pimpin PKBM Tirta Pelangi.
Adapun anggota IMEC terdiri dari berbagai latar belakang dan profesi. Seperti Guru, Pengusaha, PNS, pegawai swasta dan lainnya. Maka tak heran jika ketika sharing, bukan sebatas membahas tentang E2000 semata, namun juga mengungkapkan dan membahas tentang profesinya masing- masing.
” Dalam Paseduluran meski berbeda latar belakang profesinya, namun satu dan lainnya terjalin jalin kerjasama yang baik, ” ujarnya.
Pria yang biasa disapa Mas Riyan, ternyata memiliki latarbelakang di dunia pendidikan. Ia kini memimpin lembaga pendidikan non formal yakni sebagai Ketua PKBM Tirta Pelangi di Sumber Manjing Kabupaten Malang.
PKBM ini melayani siswa untuk Kejar Paket A, B dan Paket C dengan 25 Tenaga Pendidik.
Dikatakan oleh Riyan bahwa ke 25 tenaga pendidik ini memiliki jiwa sosial yang tinggi. Apabila dibandingkan dengan yang disekolah formal yang notabene gajinya besar, namun dari awal sudah ada kesepakatan bahwa menjadi guru di PKBM didasari pemikiran ke sosial terlebih dulu.
“Tentang imbalan, kalau ada bantuan dari pemerintah ya kita bayar Namun kalau belum ada ya diminta kesabarannya.” ujar Riyan lagi.
Maka demi kelestarian dalam mengabdi, ia berharap kepada pemerintah agar para pendidik untuk diperhatikan kesejahteraannya.
” Di sisi lain, tenaga pendidik formal kebanyakan masih muda- muda. Sebaliknya, yang mengabdi di pendidikan nonformal mayoritas sudah tua- tua, ” ungkapnya lagi.
Demikian pula siswanya bukan semata usia anak anak dan remaja, namun juga ada juga yang sudah dewasa namun masih perlu mendapatkan pendidikan.
” Untuk itu, demi mencerdaskan anak bangsa kami mohon perhatian pemerintah baik moril maupun materil, ” ungkap alumni IKIP Budi Utomo Malang (S1) tahun 2012 Jurusan Olahraga, dan raih gelar S2 di STIE ISM Tangerang tahun 2016.
Di akhir bincangannya Riyan juga bersyukur ada 3 tenaga pendidik PKBM Tirta Pelangi yang dipimpinya telah lolos PPPK. (Saring Hartoyo)