Selarasindo.com–Globalisasi membawa dampak kemudahan dalam pertukaran budaya. Kerja manusia semakin mudah. Hal ini seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memasuki fase lanjut dan berkembang setiap hari.
Namun menurut Ketua Umum KSBN (Komite Seni Budaya Nusantara), Mayor Jenderal TNI (Purn.) Drs. Hendardji Soepandji, S.H., pengetahuan atau teknologi perlu belajar dari seni agar temuannya dapat diterapkan secara efektif.
“Termasuk seni juga perlu belajar dari ilmu pengetahuan agar proses kreatifnya mampu menjangkau dimensi-dimensi kehidupan yang lebih mendasar,” tutur Hendardji Soepandji, saat memimpin rapat Bidang Film KSBN, di Kedai Kupimupi, Ampera Raya, Kemang Jakarta Selatan, Kamis (03/11/2022).
Seni tidak akan pernah mampu mengubah dunia secara sendirian karena seni pada hakikatnya merupakan proses mediasi yang terikat ruang dan waktu. “Jadi ilmu dan seni dua hal saling berkaitan,” tegasnya.
Demikian halnya, kata Hendardji, dengan kemajuan teknologi film semakin mudah ditonton. Masyarakat benar-benar dimanjakan dengan berbagai platform film digital yang menawarkan berbagai jenis film, ide cerita dan genre, baik berbayar maupun tidak.
Namun disinilah pentingnya penetrasi kebudayaan. Menciptakan konten penyeimbang. Sehingga masyarakat terjaga dari berbagai konten yang tidak sejalan dengan norma-norma dan adat-istiadat bangsa Indonesia.
Melalui Bidang Film KSBN, Hendardji selanjutnya menggagas ajang apresiasi Festival Audio Visual Karya Seni Budaya Nusantara (FAK-KSBN).
“Melalui festival ini kita berkomitmen kuat terhadap budaya. Perlindungan budaya salah satunya dapat dilakukan dengan membangkitkan kesadaran masyarakat melalui film. Jika komitmen terhadap budaya lemah, maka masyarakat mudah terpengaruh budaya asing, dan akan cenderung kepada hilangnya jatidiri,” ujarnya.
Sineas senior Adisoerya Abdi, yang diberi kepercayaan mengemas acara ini menjelaskan, pihaknya tengah menyusun buku Pedoman Penyelenggaraan dan Pelaksanaan Festival Audio Visual Karya Seni Budaya Nusantara (FAV-KSBN).
“FAV-KSBN dimaksudkan sebagai panduan dalam penyelenggaraan kegiatan ini agar dapat berjalan efektif, serta segera dapat diimplementasikan,” terang Ketua Bidang Film KSBN ini.
Penyelenggaraan FAV-KSBN didahului dengan kegiatan workshop film. Digelar di 37 provinsi yang dilaksanakan secara virtual dan on-site. Melibatkan elemen organisasi KSBN di tingkat DPP, maupun DPW dan masyarakat secara nasional.
“Workshop ini penting untuk memberi pemahaman yang benar tentang manajemen produksi film. Diharapkan bisa menjadi ajang apresiasi, kreasi, dan pembelajaran. Menciptakan atmosfir berkesenian yang melahirkan sinema alternatif dengan pendekatan nilai-nilai budaya,” ujar Adi.
Penyelenggara melibatkan para juri berdasarkan keterwakilan dari berbagai unsur, meliputi budayawan, pengamat/ kritikus/ pekerja film, akademisi/ pengajar film/ seni/ budaya.
Penilaian Dewan Juri meliputi; gagasan (originalitas dan keunikan/ide cerita, kesesuaian dengan tema, nilai pesan yang disampaikan) estetika dan teknik (keaktoran/keaktrisan, artistik, teknik pengambilan gambar/fotografi, musik tema, editing), dan unsur pendukung estetika dan teknik lainnya.
Sebanyak 10 judul film akan dinominasikan. Pengumuman pemenang disampaikan pada malam penganugerahan yang rencananya akan dilaksanakan 12 Agustus 2023 mendatang.
Selain Hendardji Soepandji dan Adisoerya Abdi, rapat Bidang Film KSBN juga dihadiri Ketua Bidang Seni Tari KSBN Dr. Menul Teguh Riyanti, S.Sn., M.Pd., Ketua Bidang Permainan Rakyat KSBN Sudjoko Dewo, serta Eddie Karsito dan Budi Kurniadi (Anggota Bidang Film KSBN). (EK/SH).