Selarasindo.com–Wayang mengandung kadar kemanusiaan yang dapat memperlihatkan kenyataan bahwa dalam kelas sosial ada orang baik ada orang buruk. Wayang bernapaskan keluasaan pandangan yang mengedepankan dialog dalam perbedaan. Bernapaskan toleransi terhadap pluralitas untuk menerima komunitas lain.
Demikian antara lain dikemukakan Ketua Umum SENA WANGI (Sektariat Nasional Pewayangan Indonesia), Drs. Suparmin Sunjoyo, di acara pembukaan Pekan Wayang Indonesia, yang berlangsung di Gedung Pewayangan Kautaman, Jakarta Timur, Selasa (08/11/2022).
“Wayang itu bukan Jawa sentris, tetapi Indonesia sentris. Karena ada Wayang Golek, Wayang Bali, Wayang Sasak, Wayang Banjar, Wayang Si Gale-Gale, Wayang Potehi, Wayang Orang, Wayang Revolusi dan lain-lain termasuk wayang kontemporer. Jadi Wayang lebih menyatukan rakyat dan bangsa Indonesia,” tegas Suparmin Sunjoyo.
Hadir di acara ini Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid, Ph.D., Ketua Umum KSBN (Komite Seni Budaya Nusantara), Mayor Jenderal TNI (Purn.) Drs. Hendardji Soepandji, S.H., Dr. Sri Teddy Rusdy, SH. M.Hum, jajaran pengurus serta peserta Kongres Ke-10 SENA WANGI, para seniman, budayawan, penggiat wayang, tokoh masyarakat, dan penggemar seni wayang lainnya.
Hadir juga para pengurus berbagai organisasi pewayangan; Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI), ASEAN Puppetry Association (APA) Indonesia, Union Internationale de la Marionnette (UNIMA) Indonesia, Persatuan Wayang Orang Indonesia (PEWANGI) dan Paguyuban Masyarakat Pecinta Wayang Indonesia (ASIA WANGI).
Pekan Wayang Indonesia berlangsung selama tiga hari; Senin s/d Rabu, 7 – 9 November 2022. Ditandai dengan acara Kongres Ke-10 SENA WANGI Tahun 2022, Hari Wayang Nasional Ke-4 Tahun 2022, tanggal 7 – 9 November 2022. Dilanjutkan acara Living Intongible Culturol Heritage Forum For Wayong Puppet Theoter In Indonesia Ke-2, tanggal 10 – 11 November 2022.
Kegiatan Pekan Wayang Indonesia disemarakkan dengan berbagai kegiatan seni, antara lain; Pergelaran Wayang Kulit Purwa, Pergelaran Wayang Revolusi, Pergelaran Drama Wayang Swargaloka, Fragmen Wayang Orang Bharata, Talkshow, Seminar Wayang, Pameran dan Bazzar UMKM Wayang.
Digelar juga pameran Lukisan Wayang dan Lukisan Wayang Daun. Workshop Lukis Wayang Daun dan Tata Sungging Wayang, serta Pemecahan Rekor Muri Lukis Wayang Daun Tercepat.
Digelar juga talkshow dengan tema “Tanggungjawab Sosial dan Peran Pemangku Kepentingan dalam Pemajuan Wayang Indonesia.” Menampilkan narasumber, antara lain; Hilmar Farid Ph.D (Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek), Tulus Susanto (Direktur Independen PT. Ciputra Development Tbk), dan Hera F. Haryn (Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA).
Selanjutnya Seminar Wayang dengan tema “Pengembangan Wayang di Era Informasi dan Teknologi Digital dalam Memperkokoh Jatidiri Bangsa.” Menghadirkan para pembicara Prof. Dr. Drs. Henri Subiakto, SH., MA (Staf Ahli Menkominfo), Ahmad Mahendra, S.Sos. (Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru Kemendikbudristek), dan Taufik Rahzen (Budayawan).
Acara secara resmi ditutup oleh Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P., Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia RI, Rabu 9 November 2022.
“Pekan Wayang Indonesia diselenggarakan lima tahun sekali. Acara utamanya yaitu Kongres SENA WANGI guna memilih Ketua Umum baru. Disusul pembentukan struktur dan personalia SENA WANGI untuk periode lima tahun ke depan,” ujar Sekretaris Umum SENAWANGI, Sumari, S.Sn. yang juga Ketua Pelaksana Acara Pekan Wayang Indonesia ini.
Dengan berbagai pencapaian sejumlah organisasi pewayangan di Indonesia, Sumari berharap ada dampak bagi kesejahteraan penggiat seni, khususnya seniman wayang.
“Tidak hanya terwujudnya ketahanan budaya dan membangun ekosistem kebudayaan, tapi wayang juga menghibur dan menyejahterakan. Mengembangkan ekonomi kreatif yang bisa menjadi tulang punggung pertumbuhan perekonomian Negara, dan penggiat wayang,” ujar Sumari.
Pada bagian lain Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, dalam sambutannya menyampaikan, Wayang telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat. Akarnya ada dalam budaya dan realitas kehidupan bangsa Indonesia. Bagi PT Bank Central Asia Tbk (BCA), wayang adalah jati diri bangsa.
“Inilah sesungguhnya alasan yang mendasari konsistensi BCA dalam mendukung setiap inisiatif untuk melestarikan dan menghidupkan wayang. BCA bahkan mengambil inisiatif untuk melakukan sejumlah aksi nyata dalam melestarikan kekayaan budaya bangsa tersebut,” ujar Jahja Setiaatmadja.
Di saat yang sama Kepala Bidang Humas SENA WANGI, Eny Sulistyowati SPd, SE, MM., menjelaskan bahwa kegiatan Pekan Wayang Indonesia adalah rentetan perjuangan mewujudkan cita-cita besar Indonesia sebagai Rumah wayang Dunia.
“Penghargaan UNESCO mengisyaratkan kewajiban untuk melestarikan, mengembangkan serta memajukan wayang. Wayang Indonesia telah diproklamasikan sebagai a Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity,” ujarnya.
Oleh karena itu gagasan ‘Rumah Wayang Dunia’ terus digerakkan sebagai sumbangsih membangun budaya bangsa Indonesia yang diapresiasi dunia.
“Wayang Indonesia memiliki posisi terhormat di dunia internasional. Kita terus perkuat potensi maupun kekuatan seni dan budaya Indonesia khususnya wayang, agar fondasi Indonesia sebagai Rumah Wayang Dunia semakin kokoh,” harap Eny Sulistyowati. (Edkar/sh).