Selarasindo.com–Terbukti efektif menuntaskan phobia, trauma, overthinking dan kecemasan dalam tempo singkat, puluhan artis mendatangi Coach Rheo.
Menghilangkan bayang-bayang penyebab trauma atau ketakutan bukan mudah. Memiliki trauma dan ketakutan mendalam memang tidak menyenangkan.
Adalah Caezarro Rey Abishur, akrab dipanggil Coach Rheo. Seorang pecinta dunia pengembangan diri yang selama 12 tahun belakangan telah mengembangkan metodologi sendiri dalam mengatasi masalah hidupnya.
“Dulu saya sering dilanda ketakutan dan kecemasan semenjak kerusuhan 98,” ujar Coach Rheo mengawali obrolannya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (22/11/2022).
Sejak peristiwa Mei 1998, Coach Rheo sering ketakutan tak beralasan. Pikiran sering dipenuhi skenario buruk tentang kematian. Setiap hendak tidur malam pikiran terganggu. Takut dan khawatir soal kematian. Hal ini mendorong Coach Rheo mencari solusi dengan berbagai sistem perbantuan yang ada.
“Semua membantu, meringankan, dan mampu memulihkan. Tapi tidak ada yang benar-benar membuat saya sembuh,” kenangnya.
Bukan waktu yang pendek. Selama rentang waktu tak kurang dari sepuluh tahun, waktu, tenaga, pikiran, dan uang terkuras. Namun usaha Coach Rheo akhirnya membuahkan hasil positif.
“Suatu hari semua ketakutan hilang begitu saja ketika saya mampu membuang beban emosi yang saya rasakan,” ujarnya.
Diawali dari empirisme tersebut, Coach Rheo menguji-cobakan pengalamannya kepada banyak relasi. Bagaimana menghilangkan trauma, phobia, overthingking, luka batin, dan beban emosi lainnya.
“Awalnya sempat ragu apakah hal ini bisa bertahan lama. Apakah beban emosi yang sudah dibuang akan kembali lagi. Karena kalau bicara tentang beban emosi percuma saja kalau sudah dibuang lalu kembali lagi, alias tidak permanen,” tegasnya.
Permanen – lepas dari beban, terang Coach Rheo, adalah hasil akhir yang orang inginkan. Hal ini, menurutnya pernah dialami Santosa Amin, sutradara, pengisi suara Spongebob dan Suneo, yang pernah menjadi kliennya.
Seperti dituturkan Coach Rheo, Santosa Amin sempat mengeluhkan bagaimana sulitnya menghilangkan phobia terhadap ketinggian yang dialami sejak kecil. Setiap membayangkan ketinggian, Santosa Amin selalu mengalami hyperhidrosis. Tangannya menjadi berkeringat dan basah.
“Sekarang tangannya tidak basah lagi. Bahkan sudah dua tahun lebih sejak beban emosinya dibuang sekali pertemuan saja. ‘Phobia tinggiku hilang semua. Tanganku tidak lagi basah permanen,” ujar Coach Rheo mengutip pengakuan Santosa Amin.
Lain halnya dengan Doni Ramadhan. Produser film, pemilik rumah produksi Putaar Film ini sempat mengalami pukulan mendalam atas kepergian istrinya karena sakit. Sejak itu Doni Ramadhan hidupnya terpuruk, kurang gairah, dan sering merasakan kesedihan mendalam.
“Setelah bertemu coach Rheo hidup saya berubah semangat. Menerima sepenuhnya kepergian istri,” ujar Doni Ramadhan dalam suatu kesempatan.
Kedukaan memang bisa menyisakan bekas mendalam. Terutama bagi mereka yang ditinggal anggota keluarga tercinta.
Hal ini juga dialami Sonny Gaokasak. Sutradara senior yang sudah menggarap sejumlah film, antara lain film; ‘This is Cinta’, ‘Bidadari Dari Surga’, dan ‘Hafalan Shalat Delisha.’
Sonny Gaokasak mengaku sangat terpukul saat ayahnya meninggal dimasa covid. Sejak itu ia masuk dalam kecemasan tinggi. Takut kematian, dan tidak bisa beraktivitas menyutradarai film.
“Tapi itu dulu. Sekarang bisa beraktivitas seperti biasa. Sekali bertemu bung Rheo saya seperti lahir baru. Lahir baru ternyata bukan hanya ketika orang menikah. Tapi momen seperti ini juga membuat kita seperti lahir baru lagi,” aku Sonny Gaokasak.
Memang sistem yang Coach Rheo rumuskan begitu unik. Bagaimana puzzle ratusan tahun dunia psikologi manusia — tentang bagaimana beban emosi dibuang tuntas dari sistem syaraf seseorang bisa dipecahkan oleh pria kelahiran Jakarta, 23 Maret 1983 ini.
Coach Rheo juga ada di belakang Roy Kiyoshi ketika artis ini sempat stress masuk tahanan dan tidak mau makan. Setelah bertemu Coach Rheo, Roy bisa melewati masa rehabilitasi di RSKO dengan lapang hati. Keluar dari RSKO makin gemuk.
Problem Luthfi Agizal karena kasus “anjay” sempat juga mengalami beban mental ketika orangtuanya ikut dibully. Setelah bertemu Coach Rheo perasaannya menjadi nyaman. Ia bisa meraih banyak impian. Termasuk menikahi kekasih tercinta. Kini Luthfi Agizal sedang merayakan kelahiran anak pertamanya.
Kejadian lain Coach Rheo membantu hilangkan phobia kucing yang dialami pesinetron Benk CB. Pemeran Kang Idoy dalam sinetron ‘Dunia Terbalik’ ini takut hewan kucing. Setiap bertemu kucing, Kang Idoy langsung melompat ketakutan dan berteriak. Video phobianya sudah tersebar di YouTube.
Namun sekali pertemuan dengan Coach Rheo phobia Kang Idoy hilang. Sekarang ada kucing yang lewat di bawah kakinya, Kang Idoy tetap bisa tenang.
Satu Pertemuan Sangat Efektif
Di dunia entertainment waktu sangat berharga. Banyak aktor maupun aktris menginginkan solusi dengan instan menyelesaikan masalahnya. Mereka banyak menghadapi persoalan mental dan tergantung dengan obat-obatan.
Akibat proses penanganan yang panjang dan harus menceritakan detail permasalahan mereka kadang tidak berusaha mencari solusi. Bahkan menunda mencari bantuan. Seringkali akhirnya perbantuan datang terlambat. Seperti banyak dialami beberapa artis Korea mereka lebih memilih bunuh diri.
Zaman kini terus berubah. Teknologi mengatasi pikiran dan jiwa makin berkembang. Melalui pengalaman pribadi Coach Rheo menemukan formula mengembangkan teknologi mengatasi masalah mental. Bagaimana membuang beban emosi secara efektif yang dapat memberi hasil signifikan walau dilakukan dalam satu pertemuan saja.
“Hasilnya bisa permanen. Seandainya masalahnya super-pelik, tidak langsung tuntas dalam satu pertemuan. Tapi sistem yang saya terapkan bisa memberi dampak perubahan drastis yang dirasakan client langsung dari saat pertemuan pertama,” ujar motivator yang mendapat pengakuan sebagai Trainer, dan NLP Meta Master Practitioner of Neurosemantics, (International Institute of Neurosemantic, North Carolina USA) ini.
Atas pencapaiannya, Coach Rheo banyak mendapat apresiasi dari sejumlah akademisi, dokter, psikolog, konselor, pendidik, dan pelaku bisnis.
Pakar Saham dan penulis buku “Traders are Not Gamblers, Ellen May, mengatakan “Coach Rheo sangat efektif membantu membuang emosi negatif dengan cara yang sangat sederhana namun permanen.”
Psikolog Michael Christian, Director @Gadingkonseling menyampaikan, “Rheo sangat tahu apa yang ia lakukan. Mungkin banyak orang kaget bisa dibantu dengan begitu cepat.”
Dokter Aqli Budiman, dari Rumah Sakit Siloam ikut mengapresiasi Coach Rheo. “Metode ini sangat cepat membantu mengatasi trauma dan beban mental lainnya. Beban yang saya rasakan ikut hilang dalam sesi bersama Coach Rheo,” ujar Dokter Aqli Budiman.
Cerita seorang pendidik kelahiran Swiss, Liebe Polli menyampaikan “Coach membantu saya hilangkan phobia takut terbang selama sembilan tahun. Kini saya bisa terbang lagi ke luar negeri dengan nyaman,” ujarnya.
Lina Lais, Konselor, Asessor Kementerian Keuangan RI menyampaikan, “Rheo sangat gifted dalam hal ini. Ia dapat membantu membuang beban emosi peserta dengan sangat cepat dan mudah sekali baginya dilakukan,” ungkapnya.
Dr. Dewi Indra, owner De Asthetics clinic di Pondok Indah Jakarta juga mengaku heran. “Coach Rheo bukan dokter, bukan psikolog, bukan psikiater, juga bukan spkj. Namun dengan bantuannya semua beban emosi yang bikin saya susah tidur berhari-hari hilang. Trauma itu hilang dalam satu pertemuan saja,” ungkapnya.
Apa rahasia untuk menyelesaikan beban mental manusia? Menurut Rheo mengendalikan emosi terus menerus bukan solusi seperti yang dipikirkan banyak orang. Sebaliknya emosi yang dikendalikan akan menumpuk; akumulatif, makin parah, dan akhirnya menjadi bom yang siap meledak.
“Saya sudah wawancara banyak client berbulan bulan, bahkan bertahun-tahun setelah sesi. Sebagian besar dari mereka mengaku merasakan perubahan permanen dalam satu pertemuan saja. Bahkan banyak dari mereka yang sudah mencoba berbagai alternatif lain. Namun belum mendapat hasil seperti diharapkan. Akhirnya mereka menemukan jawaban melalui metode ini,” kata Coach Rheo.
Coach Rheo memiliki bukti rekaman sesi karena peserta banyak bersedia di wawancara tentang kesembuhan mereka. Umumnya mereka sembuh sudah lewat dari satu tahun dan tetap baik-baik saja.
“Jika diperlukan bisa pembuktian terbalik yang bisa saya lakukan. Bahwa memang sistem ini bekerja, karena semua datanya lengkap,” papar Rheo.
Coach Rheo bahkan memberi garansi kepada client dibantu sampai netral, atau gratis untuk beban PTSD (post traumatic stress disorder). “Ini pertama di dunia. Ada orang gila berani menggaransi beban emosi dibantu sampai client merasa netral,” ujar Pendiri Yayasan Konseling Harapan Indonesia (YAKHIN) ini.
Coach Rheo menyadari publik memiliki mental block dan ketakutan sendiri tentang sebuah metode yang benar-benar baru. Tingkat skeptisnya tinggi karena maraknya penipuan. Orang jadi sulit membedakan mana yang benar-benar ahli, atau yang mengaku ahli.
“Dulu mengendalikan emosi memang cara terbaik. Tetapi sekarang ada cara yang lebih natural. Bisa mengembalikan kebahagiaan orang sepenuhnya dengan membuang beban emosi keluar dari sistem syaraf. Sehingga tidak perlu lagi seumur hidup mengendalikan beban emosi. Capek,” ujar Rheo.
Pada dasarnya beban emosi sesuatu yang tidak didesign ada dalam tubuh kita, yang jika dibiarkan bisa menyebabkan sakit Psikosomatik.
Sejumlah artis dan publik figur yang sudah pernah dibantu oleh Rheo, antara lain; Jennifer Jill, Ozzy Syahputra, Yati Surrachman, Zwingly Idol, Sarwana Thamrin Warna, Lady Gamer Audrey FF, Gendis Dewanti Miss polo Internasional, Penyanyi Hendy Cahyo Baskoro, Fadly Jackson, Hanna Hanifah, Chunchien Youtuber Gadget, Harbatah Youtuber, Boy Tirayoh, Nobu, Roy Kiyoshi, Hud Filbert, Barbie Kumalasari, Elmand @elmansipasi, Gaby Mariska (influencer / penyanyi), dan banyak lagi.
Coach Rheo menginginkan di kemudian hari lebih banyak orang mengenal metode DOA-TRTO (Divine Oracular Assistance – Tension Releasing Technique Online) yang banyak berhasil membantu orang membuang beban emosi. Mengubah dunia menjadi lebih bahagia, bersama dengan sistem perbantuan lain yang ada sebelumnya. (Edkar/SH).