Senin, November 25
Shadow

KADES BANYUMUDAL R. SUPRAPTO, BERDAYAKAN KARANG TARUNA BERWIRAUSAHA MENGOLAH LIMBAH SAPI JADI PUPUK ORGANIK DAN BIOGAS.

R. Suprapto Kepala Desa Banyumudal, saat meninjau kandang sapi Karang Taruna di Rt 3/5. (Sh)

Selarasindo.com– Bagi R. Suprapto S.Pd, pria yang menjabat kepala desa sejak 3 tahun lalu ini terus bekerja keras. Bukan sebatas pembangunan infrastruktur, namun juga di bidang pembangunan Sumber Daya Manusia. Salah satunya pemberdayaan Karang Taruna untuk menggeluti usaha di bidang pengolahan limbah Sapi jadi pupuk dan biogas. 

Desa Banyumudal kecamatan Buayan kabupaten Kebumen Jawa Tengah ini adalah desa yang 40 persen pegunungan, 30 persen sawah dan selebihnya tempat tinggal atau hunian. Penduduknya sekitar 6000 jiwa terdiri dari 5 Dusun, 5 RW dan 20 RT.

” Dalam kegiatan Karang Taruna di bidang Pengolahan limbah sapi ini kami tidak semata mengandalkan bantuan pemerintah. Sebagai awal kegiatan beternak sapi bagi Karang Taruna, kami menjalin kerjasama dengan pihak ketiga atau pemilik modal, ” ujar R. Suprapto saat mengunjungi kandang sapi di RT 3 RW 5 desa Banyumudal yang berbatasan dengan desa Tugu kecamatan Buayan Selasa 6/12/22.

Peternakan Sapi yang dikelola oleh Karang Taruna desa Banyumudal, kecamatan Buayan kabupaten Kebumen. (sh)

Keuntungan ganda.

Kerjasama dalam beternak sapi Karang Taruna desa Banyumudal dengan pihak ke 3 ini, pada tahap awal yakni di akhir tahun 2022 ini mengelola sebanyak 10 sapi. Ke 10 sapi ini pengelolanya dibagi menjadi 10 anggota Karang Taruna sehingga masing masing 1 anggota bertanggungjawab memberi pakan dan merawat kesehatannya untuk seekor sapi yang ditampung dalam satu kandang.

Selama dalam pemeliharaan, kotoran sapi diberdayakan, diolah menjadi pupuk organik ramah lingkungan dan biogas untuk kebutuhan bahan bakar kompor, pengganti LPJ dan minyak tanah. Diharapkan pada bulan besar atau di hari Raya Qurban tahun 2023 Karang Taruna sebagai pengelola sudah bisa menikmati hasilnya. Sebab selama dalam pemeliharaan, sapi ini selain tambah gemuk, layak jual dan menguntungkan. Selain itu selama pemeliharaan kotorannya juga bisa dijadikan pupuk dan juga biogas untuk kebutuhan di bidang pertanian maupun rumah tangga.

R. Suprapto (kiri) bersama Karang Taruna desa Banyumudal pemeliharaan dan pengolahan kotoran Sapi untuk dijadikan pupuk dan biogas. (sh).

Limbah jadi berkah. 

Dalam perjalanan waktu dalam beternak sapi selain berat badan bertambah juga menghasilkan limbah yang apabila dikelola dan diolah dengan benar akan jadi berkah. Misalnya, kotorannya jadi pupuk dan air kencing Sapi bisa diolah menjadi bahan bakar atau biogas.

Tempat pengolahan limbah Sapi untuk dijadikan biogas. (Sh)

Caranya limbah sapi tersebut disimpan dan difermentasikan dalam bak penampungan sehingga dalam beberapa hari akan mengeluarkan gas dari hasil fermentasi tersebut yang bisa menggantikan LPJ dan minyak tanah, seperti yang tengah digarap di kandang sapi tersebut.

Lahan sekitar 2100 m2 di RT 3 RW 5 desa Banyumudal ini kelak akan dijadikan obyek Edu Wisata. (Sh).

Eduwisata. 

Dikatakan R. Suprapto, lahan seluas 150 ubin atau sekitar 2100 m2 ini ke depan bukan hanya sebagai kandang sapi, namun juga akan dibuat kolam ikan dan aneka tanaman. Selain bisa menghasilkan keuntungan juga bisa dijadikan sebagai tempat pembelajaran bagi masyarakat (eduwisata).

Untuk pemberdayaan masyarakat butuh tenaga pendamping. Oleh karenanya R. Suprapto menjalin kerjasama dengan Unindra PGRI Jakarta yang menurunkan tenaga ahlinya dalam Program Pengabdian Kepada Masyarakat. Perhatian Unindra begitu besar terhadap pembangunan desa Banyumudal, baik di bidang SDA maupun SDM. Hal ini tak lepas peran serta Rektor Unindra PGRI Jakarta yakni Prof. H. Sumaryoto, putra kelahiran desa Banyumudal yang juga kakak dari R. Suprapto. ( Saring Hartoyo).

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.