Selarasindo.com– Basirun SPd, mengabdi di SMP Negeri 4 Kroya, selain sebagai Guru Bahasa Jawa, juga mendapat amanah sebagai Waka Sarpras.
Ketika ditemui di ruang kerjanya belum lama ini menuturkan, bahwa pada tahun 2017 SMP Negeri 4 Kroya mendapat predikat sebagai sekolah Adiwiyata Nasional. Pada tahun 2023 ini ia mendapat amanah sebagai Ketua tim program Adi Wiyata Nasional menuju Adiwiyata Mandiri.
“Pada tahun 2017 sekolah kami mendapat sertifikat penghargaan Adiwiyata, ” ujar Basirun SPd saat ditemui di ruang kerjanya Sabtu 8/4/23.
Selanjutnya ia menuturkan bahwa untuk mendapat predikat sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri salah satunya syaratnya memiliki beberapa sekolah binaan. Adapun sekolah binaannya terdiri dari SMP Negeri 4 Kroya yakni : 1. SMP Muhammadiyah 1 Kroya, 2. SMP Muhammadiyah 2 Kroya, 3. MTs Masitoh Kroya, 4. SMP N 2 Binangun, dan 5. SMP N 3 Binangun.
Dikatakan, agar sekolah mendapat predikat sebagai sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang bernuansa sejuk, hijau dan damai. Yakni sekolah yang menjaga kebersihan, kesehatan dan keindahan lingkungan.
Pelestari lingkungan hidup.
Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang menitik beratkan pada lingkungan dan memiliki program nyata untuk mengintegrasikan pelestarian lingkungan dalam kegiatan belajar-mengajarnya. atau yang disebut green school.
Sekolah Adiwiyata ini diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013. Di sana disebutkan bahwa sekolah Adiwiyata bisa berbentuk sekolah tingkat dasar, menengah pertama, atau menengah atas dan sederajat, baik sekolah negeri yang dikelola pemerintah maupun swasta yang telah terakreditasi, ujarnya.
Adapun tujuan didirikannya sekolah Adiwiyata adalah untuk mewujudkan masyarakat sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan dengan tiga cara, yaitu:
Menciptakan tempat belajar yang lebih baik sehingga meningkatkan mutu murid, guru, wali murid, hingga masyarakat sekitar sekaligus melestarikan lingkungan hidup. Secara bersama sama ikut membantu melestarikan lingkungan hidup demi keberlangsungan generasi yang akan datang.
“Intinya agar warga sekolah bertanggung jawab dalam menyelamatkan lingkungan hidup yang berkelanjutan.” ungkapnya lagi.
Green School.
Lalu, bagaimana dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah Adiwiyata ini? Apa bedanya sekolah Adiwiyata dengan sekolah yang tidak berlabel green school?
Kurikulum pembelajaran pada sekolah Adiwiyata adalah sama dengan mayoritas sekolah lain sesuai jenjang pendidikannya. Hanya saja, green school ini memiliki beberapa program spesifik yang berhubungan dengan pelestarian lingkungan, seperti: Penjadwalan piket kelas harian.
Misalnya, dengan adanya program Jumat Bersih, yaitu warga sekolah melakukan kegiatan pelestarian lingkungan, seperti membersihkan selokan di sekolah, memelihara kebun bunga, menanam bibit sayur, mengolah limbah, dan lain-lain sesuai jadwal yang ditetapkan.
Adanya fasilitas berbasis lingkungan, seperti taman toga sekolah, kolam ikan, hutan sekolah, atau green house juga terdapat pengelolaan sampah, baik untuk membuat kompos maupun yang dialihfungsikan menjadi karya seni.
Dengan green shool ini sekolah melakukan penghematan sumber energi, seperti air dan listrik. Untuk itu sekolah menempelkan stiker yang berisi imbauan agar hemat air dan listrik.
Dikatakan oleh Basirun, pada 2019 lalu, Kementerian Lingkungan Hidup juga menyampaikan bahwa sekolah Adiwiyata adalah bagian dari gerakan peduli lingkungan yang didukung oleh pemerintah. Dalam prakteknya, sekolah yang berpredikat Adiwiyata ini juga harus mempromosikan gerakan tersebut melalui berbagai saluran, seperti memperlihatkan kegiatan peduli lingkungan lewat akun media sosial atau terjun langsung ke masyarakat.
Agar SMP Negeri 4 Kroya ia berharap apabila kelak meraih Adiwiyata Mandiri untuk bersama melaksanakan program program Sekolah Adiwiyata Mandiri tersebut.
Untuk itu kami berharap kepada Bapak Sumaryanto sebagai Kepala Sekolah yang baru, di Tahun 2023 ini SMP Negeri 4 Kroya bisa meraih predikat sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri .
Dataran rendah.
Adapun kendala yang dihadapi SMP Negeri 4 Kroya ini berada di daerah dataran rendah. Maka pada musim hujan sering dilanda banjir lantaran luapan air dari sungai yang berada di dekat sekolah.
“Apabila musim banjir, air melanda halaman sekolah dengan mencapai ketinggian sekitar 30 cm. ” ujar Basirun.
Sedangkan untuk ruang kelas ada beberapa yang terimbas banjir yakni Ruang Ketrampilan dan Ruang Kesenian yang kadang ketika hujan lebat air masuk.
“Untuk itu kami berharap kepada Bapak Sumaryanto sebagai Kepala Sekolah yang baru, di Tahun 2023 ini SMP Negeri 4 Kroya bisa meraih predikat sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri .
Profil.
Perjalanan karier Basirun SPd. Lahir di Cilacap 1 Agustus 1964. Mengawali kaiernya di dunia pendidikan di SMP Negeri 1 Binangun tahun 1987-1992. Setelah itu ia mengabdi di SMP Negeri 4 Kroya sejak tahun 1992- hingga saat ini.
Riwayat pendidikan. Setelah lulus SMA ia menimba ilmu D 1 Bahasa Jawa di PGSMTP, Skemudian diangkat menjadi guru. Kemudian melanjutkan kuliah S1 di Universitas PGRI Jogjakarta dengan mengambil jurusan PPKN lulus tahun 2005.
(Saring Hartoyo).