Selarasindo.com–Lulusan IKIP Bandung ini sudah malang melintang dalam pengabdiannya di dunia pendidikan. Sebelum mengajar di SMP Negeri 4 Kroya, selama 7 tahun mengabdi di SMP Negeri 3 Banjar kabupaten Ciamis Jawa Barat.
Kemudian pada tahun 1992 ia dimutasi ke SMP Negeri 4 Kroya. Maka hingga saat ini ia sudah mengabdi selama 30 tahun lebih di sekolah yang berada di desa Gentasari Kecamatan Kroya kabupaten Cilacap Jawa Tengah.
Di SMP Negeri 4 Kroya, karena pada saat proses mutasi antar propinsii, peraturan Menpan saat itu ia ditugaskan di kantor TU. Dari pengabdiannya di bidang TU, kemudian termotivasi untuk belajar di bidang pendidikan dengan sambil kuliah di IKIP PGRI Wates Jogjakarta dan lulus tahun 2004. Pada tahun 2006 ia diangkat sebagai guru untuk memegang Mapel Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
“Dengan IPS ini diharapkan anak didik mampu beradaptasi ketika berbaur di tengah masyarakat. Bagaimana bertutur kata, dan berperilaku ketika berhadapan dengan teman seusia, dengan orang tua, dan lainnya, ” ujar ibu guru yang tinggal di desa Karangtengah, Kecamatan Sampang ini.
Adiwiyata Mandiri.
SMP Negeri 4 Kroya kini mendapat predikat sebagai sekolah Adiwiyata yakni sekolah yang berwawasan lingkungan. Dan kini sekolah ini tengah berjuang untuk meningkatkan dari sekolah Adiwiyata Nasional ke sekolah Adiwiyata Mandiri. Salah satu syaratnya bisa jadi percontohan bagi sekolah lain.
Sebagai guru IPS, Suwarti S. Pd merasa bangga karena Adiwiyata ini tepat untuk arahan khususnya kepada siswa agar peduli lingkungan. Adiwiyata ini sebagai media edukasi bagi anak didik tentang penanaman karakter agar seseorang peduli terhadap lingkungan baik tentang kebersihan, keindahan dan kesehatan.
Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang BERHIBER ( Bersih, Hijau dan Berwibawa). Berwibawa disini memiliki makna yang luas. Misalnya, ketika seseorang masuk ke area wiyata, di sekolah ini dengan melihat bangunannya megah, lingkungannya hijau bersih, indah dan hawanya sejuk, serta segudang prestasi akademik dan non akademik yang telah dicapai siswa, terbukti dengan piala dan piagam yang terpampang pada lemari etalase cukup membanggakan
Oleh karenanya kepada para siswa ia menghimbau agar bisa menyiapkan sendiri, membawa gelas atau botol minuman, dan wadah makanan. Hal ini agar tidak membeli minuman yang dikemas dalam plastik.
“Bagi yang mau jajan minuman dengan mem bawa gelas sendiri atau disediakan oleh kelas masing – masing yang sudah dikoordinir. Dengan ketentuan habis dipakai harus dicuci dan di simpan sendiri. Ini semua demi menjaga ketertiban.
Di era kemajuan teknologi saat ini menurut Ibu guru yang punya hobi di bidang ber kebun ini tantangannya cukup berat. Yakni dengan adanya TV dan HP, anak didik sekarang malas untuk baca tulis atau literasi.
Meski demikian, sebagai pendidik ia tidak tinggal diam, terus berupaya memotivasi anak didiknya untuk gemar membaca khususnya buku sejarah. Pola pendekatan agar siswa gemar membaca diantaranya, dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Dan masing – masing kelompok supaya membuat video tentang adegan yang ada dalam cuplikan materi dalam buku IPS kelas IX tentang sejarah berkaitan dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai Kemerdekaannya, Seperti peristiwa, Sumpah Pemuda, Pembentukan BPUPKI, rapat menjelang detik – detik Proklamasi Kemerdekaan, saat Upacara Proklamasi Kemerdekaan RI, rapat raksasa di lapangan Ikada dan lainnya.
“Dengan tugas pembuatan video sejarah perjuangan ini ternyata anak anak sangat antusias. Namun ketika siswa disuruh menampilkan kembali, sekenario youtube tadi malah jadi malu, ” ujarnya.
Adiwiyata Mandiri.
SMP Negeri 4 Kroya kini mendapat predikat sebagai sekolah Adiwiyata yakni sekolah yang berwawasan lingkungan. Dan kini tengah berjuang untuk meningkatkan dari sekolah Adiwiyata Nasional ke sekolah Adiwiyata Mandiri. Salah satu syaratnya bisa jadi percontohan bagi sekolah lain.
Sebagai guru IPS, Suwarti S. Pd merasa bangga karena Adiwiyata ini tepat untuk arahan khususnya kepada siswa agar peduli lingkungan. Adiwiyata ini sebagai media edukasi bagi anak didik tentang penanaman karakter agar seseorang peduli terhadap lingkungan baik tentang kebersihan, keindahan dan kesehatan.
Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang BERHIBER ( Bersih, Hijau dan Berwibawa). Berwibawa di sini memiliki makna yang luas. Misalnya, ketika seseorang masuk ke area wiyata di sekolah ini melihat bangunannya megah, lingkungannya hijau bersih, indah dan hawanya sejuk. Selain itu sekolah ini memiliki segudang prestasi akademik dan non akademik yang diraih siswa. Hal ini terbukti dengan piala dan piagam nya yang terpampang pada lemari etalase cukup membanggakan
Oleh karenanya kepada para siswa ia menghimbau agar bisa menyiapkan sendiri, membawa gelas atau botol minuman, dan wadah makanan. Hal ini agar tidak membeli minuman yang dikemas dalam plastik.
“Bagi yang mau jajan minuman dengan mem bawa gelas sendiri atau disediakan oleh kelas masing – masing yang sudah dikoordinir. Dengan ketentuan habis dipakai harus dicuci dan di simpan sendiri. Ini semua demi menjaga ketertiban, dan kesehatan, ” tuturnya.
Semua bermanfaat.
Suwarti selanjutnya dari hasil pengalaman usai mengikuti expo bahwa dampak negatip terhadap limbah sebenarnya tidak ada. Semua ada manfaatnya. Limbah bisa bermanfaat yakni organik bisa diolah menjadi pupuk baik padat maupun cair, sedangkan non organik bisa di daur ulang atau dijadikan karya seni.
Sampai dengan limbah rumah tangga seperti air bekas cuci beras juga bisa bermanfaat dan laku dijual. Demikian pula dengan limbah hewan seperi Sapi, Kerbau maupun Kambing. Semua bisa diberdayakan menjadi biogas, pupuk padat maupun cair. Jika pengetahuan tersebut sudah mengena pada masyarakat, semua yang ada ini bermanfaat.
Maka Adiwiyata bagi SMP Negeri 4 Kroya ini amat bermanfaat untuk mengedukasi anak didik untuk mengenal dan cinta terhadap lingkungan hidup yakni kebersihan keindahan dan kesehatan. (Saring Hartoyo).