Selarasindo.com–Desa Banyumudal kecamatan Buayan kabupaten Kebumen Jawa Tengah Sabtu 13 Mei 2023 mendapat kunjungan tim TVRI Jateng.
Desa ini cukup menarik perhatian lantaran terus berupaya menggali potensi masyarakatnya maupun sumber daya alamnya yang yang berada di wilayah pegunungan. Hal yang menarik perhatian publik, desa ini telah berhasil mendirikan wahana Biogas Terpadu.
Selain petani masyarakatnya juga banyak yang beraktifitas di bidang usaha garmen sehingga menyerap tenaga kerja terutama kalangan ibu rumah tangga. Selain itu di Dukuh Tugu juga terdapat wirausaha makanan cemilan berupa eyek – eyek. Potensi yang dimiliki desa Banyumudal cukup menarik perhatian masyarakat luas. Oleh karenanya TVRI Jateng Sabtu 13 Mei 2023 berkunjung untuk meliputnya.
Sebelum meninjau kawasan Biogas Terpadu tim TVRI Jateng yang terdiri dari reporter, cameramen dan operator teknis mengawali kunjungan pada pengrajin Eyek Eyek di dusun Tugu.
Setelah itu tim menuju ke wahana Biogas Terpadu yang disambut oleh tim yakni Dosen Biologi Unindra PGRI Jakarta dan kepala Desa Banyumudal R Suprapto bersama istri. Selain itu juga tim pengelola yakni Karang Taruna Garuda Muda desa Banyumudal yang diketuai oleh Daryadi.
Usai berdialog dengan TVRI Jateng, R. Suprapto sempat berbincang dengan selarasindo.com. Dikatakan bahwa lahirnya gagasan untuk mendirikan Biogas Terpadu ini merupakan hasil kunjungan tim Unindra PGRI jakarta yang dipimpin oleh Prof. H. Sumaryoto yang juga putra daerah Banyumudal ke PT Swan, Pusat Biogas Terpadu di Ciomas Bogor.
Berkat peran serta Unindra PGRI Jakarta, wahana Biogas Terpadu sudah menjadi kenyataan. Pada tahap awal, Biogas Terpadu hasil pengolahan limbah 10 ekor sapi yang dikelola. Di Lahan seluas sekitar 2000 m2 ini selain dibangun kandang sapi dan tempat olahan limbah, juga dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan lainnya. Dalam waktu dekat di lahan tersebut juga akan dibangun kolam ikan, kandang kambing dan fasilitas lainnya.
Butuh mesin pengering.
Dari olahan limbah ternak sapi berupa air kencing dan kotoran sapi atau tlepong ini kemudian diolah. Selain menjadi biogas juga pupuk padat dan pupuk cair. Beberapa waktu lalu hasil perdana olahan limbah sapi berupa biogas sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya. Demikian pula dengan hasil pupuk baik padat maupun cair dibagikan kepada para petani desa Banyumudal.
“Ternyata minat masyarakat tehadap pupuk alami ini begitu besar. Bahkan ada yang pesan 1 ton perbulan. Untuk saat ini belum mampu. Karena untuk pengolahan pupuk padat perlu adanya proses pengeringan. Sementara saat ini lagi musin hujan sehingga pengeringan terkendala. Oleh karenanya ke depan kami butuh mesin pengering atau open, ” ujar R. Suprapto.
Demikian pula untuk biogasnya juga banyak masyarakat berminat. Hanya permasalahan nya masih terkendala kompor dan tabung biogas berupa kantong yang belum tersedia.
” Untuk biogas bagi masyarakat sekitar sementara disalurkan langsung melalui pipa, ” ujar Suprapto lagi.
Untuk itu kepada Karang taruna selaku pengelola Biogas Terpadu R. Suprapto berharap secara totalitas mengembangkan potensi yang di desa ini demi kepentingan masyarakat.
Ketika kita dalam bekerja secara totalitas, insya Allah rejeki akan mengikutinya, ” ujar R. Suprapto seraya menutup bincangannya. (Saring Hartoyo).