Senin, November 25
Shadow

BACALEG GOLKAR NOFEL SALEH HILABI PRIHATIN, TAWURAN REMAJA DI KOTA BEKASI TIMBULKAN KORBAN.

Nofel Saleh Hilabi Bacale Golkar saat kunjungi konstituennya di Kelurahan Margahayu kota Bekasi, Minggu30/7/23.(ist). 

Selarasindo.com–Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) Partai Golongan Karya (Golkar) DPR-RI Nofel Saleh Hilabi mengaku prihatin terjadinya aksi tawuran remaja yang terjadi di wilayah Rawa Lumbu, Kota Bekasi.

“Saya prihatin dan menyesalkan peristiwa itu terjadi. Apalagi tawuran tersebut menyebabkan satu orang remaja merenggang nyawa. Seolah nyawa tak ada harganya,” ujarnya kepada sejumlah media di sela-sela kunjungan ke konstituen di Kelurahan Margahayu, Kota Bekasi, Minggu (30/7/2023).

Tawuran antar kelompok remaja menjadi bagian subkultur di wilayah perkotaan yang selalu menyita perhatian publik. Hal ini kerap terjadi antara lain berawal saling ejek melalui media sosial.

Nofel menginginkan adanya peran penting orang tua, guru, penegak hukum, dan masyarakat. Selain law enforcement yang tegas juga pendekatan persuasif, pola pengasuhan, dan pembinaan bagi remaja.

“Terutama orangtua dan guru menjadi garda terdepan guna mencegah terjadinya tawuran. Penegak hukum dapat bersikap tegas, adil, dan terukur sehingga bisa menimbulkan efek jera,” ujar tokoh pemuda nasional yang juga Ketua Umum Baladhika Karya, Pemuda Ormas SOKSI ini.

Novel Saleh Hilabi (Bacaleg Partai Golkar) , saat berkunjung ke konstitennya di kelurahan Margahayu Kota Bekasi Minggu 30/7/23.(ist).

Nofel dapat memahami bahwa terjadinya berbagai friksi diantara anak muda dipengaruhi psikologi remaja yang tengah mencari identitas diri. Namun menurutnya, tawuran bukan cara terbaik untuk menemukan identitas tersebut.

“Saya kira pola pikir seperti ini yang harus diluruskan. Masih banyak cara lain yang elegan dan beradab. Seperti mengikuti kegiatan olahraga, berkesenian, menyalurkan hobi yang positif dan produktif. Masih banyak aktivitas untuk mengekspresikan diri tanpa merugikan orang lain,” tutur Bacaleg DPR-RI dari Partai Golongan Karya (Golkar) ini.

Nofel berharap Pemerintah Kota Bekasi dan Pemerintah Kota Depok menyediakan ruang dan waktu untuk para remaja berkreasi di wilayahnya.

Para remaja diharapkan dapat menyalurkan kreativitas, aspirasi mendapatkan kebebasan yang terukur sehingga outputnya akan positif.

“Bahkan bisa produktif mendapatkan mutual benefit. Dengan begitu mereka tidak memilih tawuran sebagai jalan untuk menegaskan identitasnya,” ucap Wakil Ketua Umum DPP AMPI ini.

Nofel tidak bisa membayangkan bagaimana nasib orangtua yang kehilangan anaknya akibat korban tawuran dengan senjata tajam (sajam). Begitu juga nasib remaja yang terlibat dalam aksi kekerasan tawuran yang berakibat terbunuhnya salah seorang warga, tentu akan menyesal seumur hidupnya.

“Dua-duanya menjadi korban. Satu sisi orangtua kehilangan buah hatinya, satu sisi pelaku tawuran kehilangan masa depan. Ini adalah peristiwa yang tentu tidak kita inginkan bersama. Saya menginginkan peristiwa ini adalah peristiwa terakhir terjadi di salah satu wilayah binaannya,” ungkap pengusaha sukses di berbagai sektor bisnis ini.

Pengurus DPP Partai Golkar Departemen Korpolkam ini berharap ada upaya ultimum remedium atau sanksi pidana sebagai alternatif atau upaya terakhir dalam penegakan hukum termasuk penegakan hukum. Dan peristiwa di Rawa Lumbu menjadi tawuran terakhir bagi remaja di Kota Bekasi.

“Tidak boleh lagi ada darah mengalir di Kota Bekasi dan Depok. Apalagi sampai kehilangan nyawa akibat tawuran. Mari kita akhiri peristiwa kelam ini dengan suasana damai, saling toleran, bantu membantu, gotong royong dan guyub,” pungkasnya.

Nofel berkeyakinan dengan berpegang teguh kepada landasan agama, para remaja, baik yang ada di Kota Depok dan Kota Bekasi akan terus menjaga ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah guna mencari kebaikan bersama.(Edkar/sh)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.