Senin, November 25
Shadow

BLUSUKAN, SANI ARIYANTO DENGARKAN ASPIRASI WARGA DESA WIDARAPAYUNG WETAN YANG TOLAK TAMBAK UDANG

Sani Ariyanto saat blusukan. (Foto: Dok Sani Ariyanto)

Selarasindo.com – Calon anggota legislatif (caleg) DPR RI Dapil Jateng 8 (Banyumas-Cilacap) dari Partai NasDem nomor urut 4, Sani Ariyanto blusukan ke Desa Widarapayung Wetan untuk bertemu warga dan masyarakat di desa di Kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap tersebut.

Sani mengaku terkejut karena warga di desa itu menolak adanya tambak udang di wilayah mereka. Penolakan tesebut dilakukan warga lantaran tidak ingin kampung mereka tercemari, sehingga alam tidak akan lestari lagi. Juga, Desa Widarapayung Wetan merupakan salah satu Desa Wisata yang harus dipertahankan kelestariannya.

 

Warga menyampaikan aspirasi ( curhat). (Dok. Sani Ariyanto). 

“Pohon-pohon di sini adalah penyangga bahaya bencana alam tsunami yang telah merenggut ratusan nyawa,” kata warga, Rabu (17/1/2024).

Saat blusukan itulah dia mendengar langsung aspirasi warga tersebut.

Sebagai caleg, menurut Sani adalah kesempatan bagi dirinya bisa menyampaikan dalam forum rapat-rapat di DPR jika dia yang asli wong ngapak, ora ngapak ora kepenak menjadi Anggota DPR RI nantinya.

Warga senang, dan mereka curhat serta menyalurkan aspirasi saat mendatangi kantor desa dalam kegiatan audiensi dengan perangkat desa serta perwakilan pengelola tambak.

Warga menolak menandatangani persetujuan pembangunan tambak udang, pekan kemarin.

Dalam audiensi dengan pihak kelurahan dan pengusaha tambak, salah satu warga menyampaikan ketidaksetujuan warga lantaran tambak udang akan merusak habitat lingkungan dan menimbulkan polusi bau di sungai jika tetap dilaksanakan.

Sali, warga desa yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang deres pohon kelapa mengatakan, kami tidak setuju dan menolak adanya tambak udang. “Saya betul-betul menolak. Saya punya lahan juga untuk kerjaan saya, dan sudah sekitar 15 tahun saya tekuni,” katanya, Rabu (17/01/2024).

Dia menambahkan, jika pihaknya menderes 40 pohon kelapa, hasilnya bisa mencapai 15 kilogram, dan perkilogramnya sekitar Rp 15 ribu.

“Bila di sini dibangun tambak udang, secara otomatis banyak pohon kelapa yang hilang. Maka putus harapan saya untuk menghidupi keluarga,” tegasnya.

Dia berharap, Presiden bisa menghentikan pembangunan tambak udang yang ada di Widarapayung.

“Tolonglah, Pak Presiden. Di wilayah Widarapayung jangan sampai ada tambak udang, artinya agar tambak udang tersebut dibatalkan,” pungkas Sali tegas.

Sementara, Tamzis tokoh warga juga menyuarakan hal yang sama, dia menolak pembangunan tambak udang dengan raut muka serius. (Saring Hartoyo).

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.