Selarasindo.com–Jiwa kepemimpinan memiliki kecenderungan lebih mengutamakan kebutuhan, kepentingan, dan aspirasi orang-orang yang dipimpinnya di atas dirinya.
“Orientasinya adalah untuk melayani dengan standar moral spiritual,” ujar M. Chairudin salah satu kader dari Ormas Garda Pasundan Kota Bekasi ini kepada humaniora.id, di Jakarta, Jum’at (27/09/2024).
Menurut tokoh muda yang akrab disapa Heru Aceel ini, pemimpin yang mengutamakan pelayanan, dimulai dengan perasaan alami untuk mendahulukan pelayanan.
“Secara sadar pilihan tersebut membawa aspirasi dan dorongan dalam memimpin orang lain,” ungkapnya.
Pandangan soal kepemimpinan ini terkait ditunjuknya Heru Aceel sebagai Ketua Tim Pemenangan Risol (Heri-Sholihin) di Pilkada 2024 Kota Bekasi Jawa Barat.
Hal ini sebagaimana tertuang melalui Surat Penugasan dari DPD Garda Pasundan dengan nomor : 001/01/32.75.03.12/SK/DPD-GP/KOTA/XI/2024.
“Amanah ini setelah adanya silaturahim Calon Wakil Wali Kota Bekasi, Sholihin ke kantor Ormas DPD Garda Pasundan Kota Bekasi. Hingga mencapai sebuah kesepakatan bahwa Ormas Garda Pasundan Kota Bekasi mendukung penuh Paslon Risol (Heri-Solihin) di pilkada 2024,” terang Heru Aceel.
Gagasan Menuju Perubahan
Bersama anggota Tim Pemenangan Heri – Sholihin, Heru Aceel telah menyiapkan strategi untuk penggalangan massa dengan mensosialisasikan program 17 Komitmen Kerja Beresin Bekasi.
Dengan menampung aspirasi masyarakat baik yang sudah menentukan hak pilihnya maupun yang belum menentukan hak pilih. Dimulai tingkat RT sampai ke tingkat Kecamatan.
“Artinya ini harus dilakukan bersama Ketua DPC Garda Pasundan dan pengurusnya Se-Kota Bekasi . Bahkan tim pemenangan melakukannya bergandeng tangan dengan tim relawan se-Kota Bekasi,” ujar seniman serba bisa yang juga sutradara sinetron ini.
Salah satu sarana yang digunakan mensosialisasikan program 17 Komitmen Kerja Beresin Bekasi untuk Pemenangan Risol (Heri-Sholihin) tersebut, kata Heru Aceel, adalah media sosial.
“Media sosial menjadi prioritas komunikasi dan informasi yang kami gunakan. Sekaligus pencegahan dari dampak buruk dari informasi hoax dan tidak valid,” ungkapnya.
Heru Aceel menjelaskan sebagai bentuk kerja nyata tim Garda Pasundan mendukung Pasangan Calon Rishol (Heri Koswara-Sholihin), pada sosialisasi kampanye damai yang diselenggarakan KPU di Alun – alun Kota Bekasi , kurang lebih 300 orang anggota ormas Garda Pasundan hadir.
Heru Aceel juga telah menyiapkan lagu kampanye Pasangan Calon Rishol (Heri Koswara-Sholihin) yang sangat easy listening dengan genre lagu daerah dengan setting kultur Sunda-Betawi. Lagu ini diciptakan dan dinyanyikannya sendiri.
“Saya berharap seluruh anggota Garda Pasundan mengupload lagu untuk Pasangan Calon Nomor 1 Rishol (Heri Koswara-Sholihin) ini di sosial media masing-masing agar dapat di dengar oleh masyarakat kota bekasi,” pintanya.
Heru Aceel berharap 60 hari ke depan masyarakat Kota Bekasi dapat menjadi pemilih yang cerdas untuk membawa perubahan Kota Bekasi ke arah lebih maju dan bermartabat.
Heru optimis bisa memenangkan hati masyarakat Bekasi dengan bergeraknya para relawan ormas pendukung terjun langsung kemasyarakat. Dengan semangat kebersamaan agar kita tahu dan mendengar, bagaimana aspirasi dan yang diinginkan masyarakat.
“Spiritnya kebersamaan. Jadi untuk mendukung Pasangan Calon Rishol (Heri Koswara-Sholihin) menjadi calon walikota dan wakil walikota kami biaya sendiri. Belum ada bantuan dalam bentuk apapun dan dari pihak manapun,” ungkap Heru Aceel.
Karena demikian seriusnya posisi Kota Bekasi sebagai penyangga kota Jakarta, sehingga terpilihnya pemimpin yang mumpuni menjadi sangat penting. Bekasi menjadi salah satu kota metropolitan terpadat yang menjadi penyangga kota Jakarta.
Dalam perkembangannya Kota Bekasi menjadi kawasan industri dan kawasan tempat tinggal kaum urban. Kota yang berada dalam lingkungan megapolitan ini merupakan salah satu kota besar urutan keempat di Indonesia yang terdapat di Provinsi Jawa Barat.
Urbanisasi di Kota Bekasi yang terus berkembang pesat mempengaruhi dinamika kota, terutama bersentuhan dengan kemampuan kota sebagai daya tarik masyarakat untuk bekerja dan hidup.
Dampak pembangunan kota bersifat fisik lahan vs lahan hijau, sebaran fasilitas perkotaan, jaringan transportasi, pola pergerakan hingga pusat kota, perkembangan tata guna lahan, permasalahan lingkungan hidup, dan permukiman kumuh.
“Disinilah pentingnya pemimpin cerdas yang melayani. Performa itu ada pada pasangan calon Rishol (Heri Koswara-Solihin). Kita berharap pasangan ini setidaknya dapat mengurai rumitnya masalah sosial; pengangguran, kemiskinan, dan kriminalitas perkotaan,” papar Heru Aceel menutup. (Edkar/sh)