Selarasindo.com—Di sejumlah negara maju seperti Jepang, anak-anak TK (Taman Kanak-kanak) belum belajar membaca, menulis dan berhitung (calistung). Sehingga mereka lebih banyak fokus pada kegiatan lain yang menumbuhkan kreativitas.
“Bukan membaca, menulis dan berhitung, namun lebih ditekankan pada pembentukan karakter,” ujar Ketua Umum Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan Eddie Karsito, di tengah kegiatan anak-anak TK Miftahul Jannah, di Perumahan Kranggan Permai, Jatisampurna Kota Bekasi, Rabu (30/10/2024).
Bagi orang Jepang, lanjut Eddie Karsito, pembentukan karakter menjadi faktor paling penting dibanding kemampuan calistung. Karakter orang Jepang dibentuk sejak dini. Hal ini, kata dia lagi, yang membuat orang Jepang ketika dewasa terkenal memiliki kedisiplinan dan etos kerja tinggi.
“Semua diawali dari pembentukan karakter yang baik sejak dini. Sejak mereka masih duduk di bangku taman kanak-kanak,” ujar seniman dan penggiat budaya, yang pernah mengunjungi kota-kota di Jepang, antara lain Osaka, Kyoto, Yokohama dan Tokyo ini.
Eddie Karsito menyambut antusias upaya TK Miftahul Jannah Kranggan Permai yang mengedukasi murid-muridnya belajar berinteraksi satu sama lain melalui kegiatan sosial kemasyarakatan di luar kelas.
Eddie Karsito juga mendorong agar TK Miftahul Jannah dapat mencontoh dan memformulasikan pola-pola didaktik TK di Jepang yang terbukti berhasil membawa masyarakatnya lebih disiplin dan kreatif.
Bahkan menurut Eddie Karsito, murid TK di Jepang sudah dibiasakan membuang sampah pada tempatnya. Mereka juga diperkenalkan jenis-jenis sampah yang kemudian dikelompokkan sesuai jenisnya di tempat sampah berbeda.
“Dari sinilah mereka belajar menjaga kebersihkan dan disiplin membuang sampah. Itulah sebabnya orang Jepang itu sangat dikenal disiplin dan pembersih. Sebagian besar kota-kota dan desanya sangat tertib, rapi, dan bersih,” papar penggiat sosial yang juga membina ratusan pemulung ini.
Melalui kegiatan di luar kelas sekitar 90-an anak-anak TK Miftahul Jannah kali ini melaksanakan kegiatan olahraga ringan dan makan bersama. Kegiatan berlangsung di Warung Soto Balungan di Perumahan Kranggan Permai Jatisampurna Kota Bekasi, Rabu (30/10/2024).
“Kegiatan ini menjadi salah satu upaya kami melatih kemandirian anak-anak. Melalui kegiatan olahraga mereka belajar bekerjasama, belajar saling menghargai, belajar tertib, dan disiplin. Usai olahraga mereka makan bersama menikmati hidangan Soto Balungan,” ujar Rubiyati, S.Pd., Kepala Sekolah PAUD-TPA & TK Miftahul Jannah Kranggan Permai.
Melihat program pendidikan yang dicanangkan TK Miftahul Jannah tersebut, Eddie Karsito berharap lembaga pendidikan ini juga dapat menerapkan kegiatan practical seperti sekolah-sekolah di Jepang dan di beberapa Negara maju lainnya.
“Anak-anak TK di Jepang juga diajarkan kegiatan practical di dunia nyata seperti mencuci piring, merapikan setelah makan, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan,” ujar Eddie.
Anak-anak di Jepang, kata Eddie, juga dibiasakan membongkar dan mengemas barang-barangnya sendiri selama di sekolah; mulai dari sepatu, sandal, snack box, baju ganti, dan kebiasaan positif lainnya.
Sekolah TK di Jepang fokus untuk melatih moral sekaligus dikembangkan rasa tanggung jawab. Mereka banyak diajarkan mengenai seni dan keterampilan, termasuk keterampilan memasak.
“Anak-anak TK di Jepang juga sering diajak jalan-jalan keluar kelas untuk melatih kepekaan mereka terhadap lingkungan sekitar. Misalnya ke taman bermain, museum, dan tempat-tempat lain yang memiliki nilai edukasi,” ujar wartawan senior yang juga pernah menjadi Kepala Sekolah TK di Jakarta ini. (Edkar/sh)