Selarasindo.com–Alumni Unwida Klaten jurusan MIPA bernama lengkap Toto Sudiyarto SPd ini bergabung mengabdi di SMP Negeri 1 Cimanggu kabupaten Cilacap Jawa Tengah ini sejak tahun 2013. Selain mengajar TIK, ia juga mendapat amanah di bidang kurikulum.
“Bagi kami, Teknologi Informasi Komputer (TIK) ini sangat penting baik sebagai sarana pembelajaran bagi anak didik maupun penunjang lainnya seperti bidang administrasi. Di sisi lain di tengah masyarakat penggunaan alat teknik informasi baik itu komputer maupun Handphone (HP) sudah melekat. Untuk itu tidak mengherankan jika anak didik di sekolah ini amat antusias ketika mengikuti pembelajaran TIK.
Hanya saja sarana pendidikan yakni jumlah komputer yang ada di ruang laboratorium di sekolah ini baru 10 buah. Sedangkan idealnya setengah dari jumlah terbanyak. Jika jumlah siswa satu kelas 38 maka idealnya 20 komputer. Toto selaku guru TIK bersama kepala sekolah terus berupaya untuk menambah jumlah komputer agar memadai sehingga anak didik tidak terlalu lama menunggu giliran saat praktek.
Dalam pembekalan di bidang TIK, Toto memiliki target. Lulusan sekolah ini bisa diterima dan ilmunya bermanfaat bagi masyarakat. Dan bagi yang ingin melanjutkan bisa diterima di di sekolah lanjutan unggulan.
Ia juga merasa bersyukur dan bangga sejak memegang TIK, lulusan sekolah ini juga banyak yang tertarik untuk mempelajari ilmu komputer. Pelajaran TIK di sekolah lanjutan pertama menurutnya masih bersifat dasar yakni pengenalan hardware- shoftware baik fungsi maupun penggunaannya. Meski sekolah ini belum memasang jaringan internet, namun penggunaan internet sudah menjadi program pelajaran TIK.
“Teknologi saat ini bukan lagi menjadi barang mewah. Setiap orang barangkali sudah punya HP bahkan banyak diantaranya dalam satu keluarga masing-masing anak-anaknya memiliki 1 hp bahkan ada pula yang lebih.” paparnya lagi.
Perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi informasi juga merupakan tantangan dunia pendidikan terutama bagi para guru TIK. Oleh karenanya, ia terus berupa mengikutinya agar apabila mendapat pertanyaan dari siswanya bisa menjawab atau minimal memberikan solusi dari apa yang menjadi pertanyaannya itu.
Dunia teknologi informasi terus mengalami kemajuan yang begitu pesat. Demikian pula efeknya. Jika digunakan dengan baik maka hasilnya akan baik. Namun jika salah maka efeknya akan buruk. Menghadapi siswa seusia belasan tahun dimana mereka dalam masa pertumbuhan dan peralihan dari anak-anak ke jenjang remaja, maka perlua adanya pengawasan atau minimal pembekalan bagi mereka mana yang boleh mana yang tidak.
“Terus terang kami untuk membendung merasa kesulitan. Karena tidak mungkin terus menerus mendapingi siswa. Oleh karenanya, kami sampaikan tentang rambu-rambunya agar mereka tahu mana yang boleh dan mana yang tidak serta apa resikonya,” ujar Toto lagi.
Salah satu cara untuk mengantisipasinya jika menggunakan internet di sekolah salah satunya dengan menggunakan pasword. Hal ini agar hanya bagi mereka yang tahu kodenya yang bisa membukanya dan ketahuan siapa yang membuka dan apa yang dibuka.
“Alhamdulillah di sekolah ini masih aman dalam hal penggunaan komputer maupun internet,” ujar pria kelahiran Cilacap 24 Januari 1975 ini selanjutnya menyampaikan bahwa meski tetap berpegang pada kurikulum KTSP namun dalam menumbuhkembangkan bakat, pada kesempatan tertentu siswa diperbolehkan untuk berkreasi. Misalnya desain grafis, membuat video atau bahkan membuat lukisan dengan komputer. Dan hasilnya pun bisa dilihat di sekolah dimana anak didik sekolah ini mampu membuat lukisan bathik wayang yang juga merupakan pengembangan kreatif anak didik. (Saring Hartoyo)