Selarasindo.com–Emi Meilasari SPd, adalah salah satu Alumni Universitas Muhamadiyah Purwokerto (UMP) tahun 2001 jurusan bahasa Inggris. Minat menguasai bahasa internasional ini sejak duduk di bangku SMP. Keinginannya itu bukan hanya semata untuk kebutuhan sendiri agar bisa berkomunikasi dengan masyarakat luas, namun lebih dari itu. Ia ingin menularkan ilmunya kepada orang lain melalui dunia pendidikan.
Obsesi yang dilandasi niat luhur dan kerja keras itu kini menjadi kenyataan.Lulus UMP tahun 2001, ia langsung mengabdi di SMP Negeri 1 Cimanggu kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Tahun 2007 diangkat menjadi CPNS. Selain mengajar bahasa Inggris di sekolah ini, Emi juga mendapat tugas tambahan sebagai guru pembina Palang Merah Remaja (PMR).
Mengajar bahasa tidak cukup dengan kata-kata.
Menurutnya, mengajar bahasa tidak cukup hanya dengan kata-kata. Akan tetapi dibutuhkan media untuk memberikan pemahaman yang lebih luas. Karena tuntutan jaman media yang digunakan tidak cukup hanya dengan papan tulis. Sesuai dengan kemajuan teknologi, dunia pendidikan perlu menyesuaikannya. Diantaranya melalui media audio visual. Dengan media ini imajinasi dan penghayatan anak didik lebih luas dan mendalam.
“Memang di sekolah SMP media LCD bukan suatu keharusan. Namun karena tuntutan jaman, saat ini media pembelajaran sudah menggunakan perangkat elektronik. Dan di sekolah kami jumlahnya masih kurang,” ujarnya.
Anak-anak sering merasa kurang puas belajar melalui media konvensional yakni papan tulis. Mereka ingin mendapatkan pengalaman yang lebih luas lagi seperti yang dipaparkan melalui media audio visual. Kekurangan itu meski sudah terbantu oleh internet namun hanya bersifat pribadi atau kelompok kecil saja. Maka ia berharap, ke depan masing-masing ruang ada LCD. Hal ini untuk lebih memudahkan proses belajar mengajar sehingga hasilnya akan lebih optimal.
Positip negatif
Diakui bahwa yang namanya ilmu maupun peralatan seperti media elektronik mengandung nilai positif maupun negatif. Tinggal bagaimana penggunaannya. Untuk itu di sekolah dibutuhkan kontrol yang ketat agar tidak di salah gunakan oleh anak didik. Sebab dunia teknologi informasi (IT) sisi positipnya juga banyak.
Pekerjaan atau tugas apa saja sekarang pelaporannya selain secara konvensional juga melalui internet. Disamping itu IT juga mampu membangkitkan anak didik untuk lebih kreatif. Seperti belum lama ini Emi dan guru bahasa Inggris lainnya di sekolah ini memberikan pembekalan cara pembuatan advertorial. Yakni, pelajaran membuat iklan berbahasa Inggris melalui media audio visual berupa video. Dan hasilnya cukup membanggakan.
“Dalam rangka meningkatkan motifasi dan kreatifitas anak didik, kami berharap selain LCD untuk masing-masing ruangan. selain itu sekolah ini juga belum ada laboratorium bahasa. Lab Bahasa ini juga merupakan kebutuhan mendesak,” paparnya.
PMR.
Selain mengajar bahasa Inggris Emi juga mendapat tugas sebagai Pembina Palang Merah Remaja (PMR). PMR memiliki program pembekalan kepada anak didik tentang dunia kesehatan bagi remaja. Dalam pelaksanaan program tersebut untuk tenaga profesi sekolah bekerjasama dengan Purkesmas setempat. Sedang untuk antisipasi, di sekolah ini juga sudah ada Ruang UKS.
Saat sekolah menggelar event tertentu dengan melibatkan siswa banyak, PMR juga ada didalamnya. Pada Upacara Hari Besar Nasional, Karnaval dan lainnya sekolah mengirimkan petugas PMR masing-masing kelas 2 siswa.
“ Mereka bertugas mendampingi para peserta barangkali ada yang mengalami masalah kesehatan sehingga lebih mudah dalam mendapatkan pertolongan,” ujar Emi lagi. (Saring Hartoyo)