Selarasindo.com–Sebagai insan pendindik, Budi Riyanto SPd kepala SMA Negei 1 Gombong kabupaten Kebumen Jawa Tengah ini, tertarik dengan program NIEC yang memfasilitasi bagi siswa yang ingin kuliah sambil bekerja di luar negeri.
“Kami memotivasi agar siswa-siswinya menimba ilmu setinggi-tingginya. Bukan sebatas di dalam namun kalau bisa di luar negeri,” ujar Budi Riyanto SPd, Kepala SMA Negeri 1 Gombong dalam perbincangannya dengan selarasindo.com belum lama ini. Melalui NIEC peluang belajar bagi putra putri Indonesia menjadi lebih besar lagi dalam menimba ilmu.
Menurut Budi Riyanto, belajar di luar negeri bukan sekedar menambah ilmu dan meraih gelar, namun juga memiliki pergaulan atau komunitas yang lebih luas.
“Banyak siswa yang ingin meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi. Diantaranya ke luar negeri. Tapi kendalanya adalah faktor biaya. Maka setelah lulus SMA mereka ke luar negeri hanya sebagai TKI atau TKW. “ujar Budi Riyanto SPd, Kepala SMA Negeri 1 Gombong ketika ditemui di ruang kerjanya Senin 15/8.
Penggemar olahraga yang satu ini sebelumnya selama 3 tahun memimpin SMA Negeri 1 Ayah kabupaten Kebumen. Sejak Januari 2016 ia mendapat amanah untuk memimpin SMA Negeri 1 Gombong. Ia menuturkan, ketika di SMA Negeri 1 Ayah ia pernah mendapat informasi tentang Narasy International Education Consultan (NIEC) yakni konsultan pendidikan bagi mereka yang ingin belajar atau kuliah sambil kerja di luar negeri. Ia pun merasa tertarik terhadap program NIEC.
Peluang ini pun disosialisasikan kepada siswa-siswinya yang berada di wilayah pesisir Jawa Tengah bagian selatan ini. Setelah disampaikan kepada para siswa, sebenarnya banyak yang ingin berminat untuk belajar sambil kerja di luar negeri.
“Sebenarnya banyak siswa yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Namun karena terbentur biaya awal yang cukup besar untuk kemampuan ekonomi mereka, sehingga banyak yang mengurungkan niatnya. Akhirnya mereka pergi ke luar negeri semata untuk bekerja guna mencari uang,” ujarnya.
Menurut Budi Riyanto yang sebelumnya memimpin beberapa sekolah di pesisir selatan Kebumen diantaranya di SMA 1 Ayas. Menurutnya situasi dan kondisi masyarakat Ayah dan Gombong ini berbeda. Siswa SMA Negeri 1 Gombong minat untuk melanjutkan perguruan tinggi cukup besar. Dari sekitar 300 lulusannya, lebih dari separohnya meneruskan ke perguruan tinggi. Bahkan tahun ini ada dua siswa yang menyampaikan minatnya untuk kuliah di luar negeri yakni di Polandia dan Australia.
Tertarik dengan program NIEC.
Sebagai insan pendidik Budi tertarik dengan program NIEC karena memberikan informasi dan konsultasi tentang bagaimana kuliah sambil kerja di luar negeri. Dengan kuliah sambil kuliah maka bisa membantu meringankan beban orang tua.
“Selama ini yang menjadi kendala bagi orang tua adalah besarnya biaya awal yang dibutuhkan ketika seseorang melanjutkan pendidikannya di luar negeri.” ujarnya lagi.
Dengan kuliah sambil kerja, siswa bisa mendanai biaya kuliah dan hidup di sana tanpa harus membebani lagi pada orang tuanya. Dengan program NIEC, dari latar belakang ekonomi apa pun baik bawah, menenangah maupun atas ada kesempatan meneruskan belajar di luar negeri.
Sepanjang anaknya siap lanjut Budi, mereka bisa melanjutkan belajar di perguran tinggi di luar negeri dengan mandiri. Karena sekarang kuliah di luar negeri paroh waktunya bisa dimanfaatkan untuk bekerja yang hasilnya bisa untuk membiayai hidup dan kuliah di sana.
Hanya saja kebanyakan yang menjadi ganjalan adalah masalah adalah biaya awal. Karena mulai dari pendaftaran, paspor, Visa, transport hingga akomodasi awal di sana harus di siapkan oleh orang tua. Setelah mereka kuliah baru bisa sambil kerja. Biaya awal sekitar Rp 70-Rp 80 an inilah yang tidak semua orang mampu dan menjadi beban bagi orang tua yang anaknya ingin melanjutkan kuliahnya di luar negeri. (Saring Hartoyo)