Selarasindo.com—Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi Rabu, 7 September 2016 mewisuda 316 lulusan Secata Tahap I TA 2016 di lapangan Secata Gombong Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Usai mewisuda dan memberikan pembekalan kepada lulusannya, masih di lingkungan Secata Gombong dilanjutkan siturahmi dengan para orang tua mantan siswa.
“Bapak ibu orang tua mantan siswa Secata yang saya cintai dan saya hormati. Tentunya dalam kesempatan yang berbahagia ini kita mengucapkan sukur kehadirat Yang Maha Kuasa. Bagi yang belum ketemu dengan anak-anaknya, tentu sudah pada kangen kan? ,” ujar Mayjen TNI Jaswandi yang kemudian dijawab serentak olehpara orang tua,” “Sudah!!!”.
Dengan nuansa penuh kekeluargaan dan rasa humor yang kental Jaswandi pun berujar.
“Saya tadi lihat banyak orang tua yang datang ke sini dengan membawa makanan. Disimpan dimana makanannya?. Nanti kalau di mobil kepanasan bisa basi lho ?. Basi nggak? Atau dirubung semut. Ada yang membawa Mendoan? Ada yang membawa Uter nggak?. Atau ada yang membawa Lontong Tahu?” ujar pria kelahiran Blora tahun 1956 ini berseloroh.
Selanjutnya ia menuturkan, selaku Pangdam IV Diponegoro beserta seluruh jajaran dan keluarga besar mengucapkan selamat kepada para prajurit dua yang baru dilantik menjadi prajurit TNI AD. Dalam kesempatan ini ia juga menyampaikan terima kasih kepada orang tua yang telah hadir memenuhi undangan untuk menyaksikan putranya di wisuda.
“Sebab kehadiran para orang tua di sini menambah semangat putranya dalam menekuni sebagai anggota TNI Angkatan Darat. Tentunya, kehadiran bapak ibu sekalian memiliki arti penting bagi putra bapak ibu,” ujarnya lagi.
Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi saat beramah tamah dengan para orangtua lulusan Secata Tahap I TA I-2016 di Komplek Secata Gombong, Rabu 7/9. (SH)
Disumpah.
Selanjutnya Mayjen TNI Jaswandi mengatakan, bahwa hari ini menjadi hari yang bersejarah bagi para wisudawan. Karena hari ini mereka disumpah atas nama Allah SWT untuk menjadi prajurit TNI yang patuh dan taat pada pimpinan. Patuh dan taat pada presiden.
“ Siapa presidennya sekarang? “ Kemudian dijawab oleh hadirin. “Bapak Presiden Joko Widodo”.
“Taat dan patuh pada wakil presidennya. Siapa bapak ibu?, “ tanyanya lagi. Kemudian dijawab serentak “Bapak Jusuf Kalla”.
“Patuh dan taat pada Panglima TNI yakni Bapak Jenderal TNI Gatot Nurmadyo, juga patuh dan taat kepada Panglima TNI Angkatan Darat yakni Bapak Jenderal Mulyono. Ini adalah janji atau sumpah prajurit,” paparnya.
Yang kedua lanjutnya, kami mohon kepada bapak ibu sekaliyan agar senantiasa mendoakan putranya agar bisa melanjutkan pendidikannya dengan lancar. Karena ini merupakan awal perjuangan yang panjang. Setelah ini putra bapak ibu akan melanjutkan ke jenjang pendidikan tahap 2. Dan sebelum itu akan mendapatkan cuti pendidikan.
Saya berpesan kepada bapak ibu. Apa bila putranya cuti di rumah, diingatkan selama dalam menjalani cuti dengan tetap tertib. Sebab orang tua berkewajiban untuk selalu mengingatkan putranya ketika cuti di rumah. Diantaranya ibadahnya tidak boleh ketinggalan. Olahraganya tidak boleh ketinggalan. Belajarnya juga tidak boleh ketinggalan.
“Misalnya kalau punya teman-teman yang kemarin tidak tertib atau belum tertib, harus diingatkan. Sebab waktu cuti tidak lama. Jangan digunakan untuk makan sembarangan bisa berakibat sakit.” paparnya.
Karena sewaktu mengikuti pendidikan tidak boleh naik motor, setelah pulang di rumah naik motor suka-suka. Akhirnya bisa terjadi kecelakaan dan tidak bisa melanjutkan pendidikan. Ketika sekolah tidak boleh main sampai malam hari, sekarang cuti sehingga merasa bebas yang akhirnya bisa melakukan hal yang tidak terpuji.
“Jadi bapak ibu masih mempunyai tugas untuk mengingatkan dan menghantarkan putra-putranya untuk mengikuti pendidikan tahap 2. Orang tua di rumah terus mengingatkan agar putranya bisa terus melanjutkan pendidikan pada tahap berikutnya.” pintanya lagi.
Saat ini baru sampai pada tahap awal guna melanjutkan pendidikan berikutnya guna meniti karier dengan baik. Dengan pendidikan baik maka jenjang kepangkatannya pun akan berjalan dengan baik. Semua itu diawali dengan niat yang baik, kehidupan yang baik. “Dan semua tidak terlepas dengan berdoa kepada Yang Maha Kuasa.” ungkapnya.
Dari 316 siswa yang diwisuda mayoritas didamping oleh kedua orangtuanya. Namun ada dua siswa yang mengaku orang tuanya belum kelihatan di acara ini. Ia amat empati kepada kedua siswa tadi dan mengundangnya naik podium.
“Mungkin belum sampai atau orang tua ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Jadi bersabar saja semoga orang tua tetap sehat,” kata Mayjen TNI Jaswandi memberikan suport kepada dua siswa yang tidak didampingi orangtuanya saat wisuda. (Saring Hartoyo)