Selarasindo.com–Pria yang tinggal di Gang Nanas Gombong Kebumen Jawa Tengah Senin 10 Oktober 2016 lalu diundang Gubernur Jateng Ganjar Pramono. Ia bersama 37 orang lainnya dari berbagai pelosok Jawa Tengah berkumpul di Gedung Gradika Bhakti Praja Semarang guna mendapat penghargaan sebagai pendonor darah dari PMI. Atas dedikasi dan kepeduliannya terhadap orang lain itu selain penghargaan dari Gubernur, ia juga mendapat PIN, Sertifikat dan Reward dari PMI Kebumen.
“Saya bersyukur bahwa apa yang saya lakukan selama ini bermanfaat bagi orang lain,” ujar pria bernama lengkap Ir. Joko Waluyo kepada selarasindo.com usai menerima penghargaan. Ayah 3 anak berprofesi sebagai marketing mobil merk populer di tanah air ini, aktif sebagai pendonor darah sejak remaja berjalan terus hingga kini.
Pria yang pernah menimba ilmu di Fakultas Pertanian Universitas Tidar Magelang ini menuturkan bahwa ketika membantu orang yang membutuhkan, sama sekali tidak terpikir untuk mendapat imbalan, penghargaan atau pun hadiah. Membantu orang lain merupakan kepuasan tersendiri yang tidak bisa dibeli dengan uang. Hingga kini terhitung sudah 56 kali sebagai pendonor darah. Itulah mengapa ia masuk sebagai salah satu penerima penghargaan dari PMI.
Ir. Joko Waluyo selain menggeluti bisnis otomotif. Ia juga seorang entertain. Awalnya, sambil kuliah ia menekuni profesi sebagai penyiar radio dan bergabung dengan Polaris Group yang berkantor pusat di Magelang. Sebagai broadcast profesional, ia pun pernah ditugaskan di beberapa kota besar. Diantaranya Solo, Bandung dan Jakarta. Dan sejak tahun 1999 ia memutukan untuk pulang kampung.
Berharap di Kebumen ada kampung Jawa.
Ia juga seorang aktifis yang bedarah seni. Orang tuannya adalah pendiri seni Ketoprak bahkan pernah populer di Kebumen dan sekitarnya. Namun sejak orang tuanya meninggal, seni Ketorak Kebumen nyaris punah. Bahkan di Kebumen saat ini sudah kehilangan generasi penerus seni Ketoprak. Oleh karenanya ia berharap agar Pemda Kebumen memiliki program pelestarian seni tradisi Jawa diantaranya Ketroprak.
“Di Kebumen saat ini sudah ada Kampung Inggris dan Kampung Arab. Saya berharap Pemda Kebumen juga memprogramkan pendirian Kampung Jawa atau Kampung Penginyongan ,” ujar ayah 3 anak yang juga pengurus Komite Sekolah di SMK Purnama 2 Gombong.
Sebagai ujud nyata perjuangannya di bidang pelestarian seni budaya Jawa, sebagai komite sekolah ia terus mendorong program Eksul SMK Purnama 2 Gombong agar diadakan pelatihan seni tradisional Jawa. Diantaranya Seni Sastra, Seni Tari, Seni Musik Tradisi, Seni Karawitan, Ketoprak hingga Seni Wayang Kulit.
“ Sanggar Seni SMK Purnama 2 Gombong bukan sebatas sebagai sarana pembekalan untuk para guru, namun yang lebih penting lagi adalah bagi siswa siswinya. Mereka perlu dikenalkan dan dilibatkan terhadap kegiatan seni Jawa, karena mereka adalah pelestari budaya warisan nenek moyang kita yang adiluhung ini,” ujarnya lagi. Untuk menanamkan seni tradisi, SMK Purnama 2 Gombong telah mendirikan group seni Ketoprak Purnama Budaya. (Saring Hartoyo)