Selarasindo.com— Yang namanya bencana bukan sebatas kebakaran. Namun bisa berupa banjir, tanah longsor, angin puting beliung, tsunami, penyebaran penyakit dan masih banyak lagi. Untuk mengantisipasi dan mengatasi terjadinya bencana tersebut perlu adanya sosialiasi kepada masyarakat. Hal ini karena bencana bisa terjadi dimana saja dan kapan saja.
Hal itu disampaikan Ahmad Sofwani SE , Kasi Pencegahan BPBD Kabupaten Kebumen Jawa Tengah kepada selarasindo.com usai pemaparan, sosialisasi dan simulasi yang berkaitan dengan penanggulangan bencana kepada siswa siswi SMK Purnama 2 Gombong Selasa 18/10
SMK Purnama 2 Gombong adalah satu diantara sedikit sekolah yang memiliki perhatian terhadap kebutuhan anak didik diluar rutinitasnya dalam proses belajar mengajar. Kepada 380 siswa siswinya sekolah ini Ahmaf Sofwani menjelaskan bagaimana cara mengantisipasi dan mengatasi bencana baik alam maupun kebakaran.
Ahmad Sofwani menuturkan, berbagai bencana bisa terjadi dan bahkan sering terjadi di tengah masyarakat. Diantaranya kebakaran, banjir, gempa bumi, tanah longsor maupun angin puting beliung. Setelah pemaparan, dilanjutkan dengan simulasi dengan menggunakan Mobil Damkar lengkap dengan berbagai peralatannya baik manual maupun alat semprot. Simulasi ini melibatkan kepala sekolah, komite sekolah, guru, staf dan siswa siswi sekolah ini
SOP
Berkaitan dengan pencegahan bencana ia menyarankan agar di sekolah ini menyusun rencana tindak darurat yang dalam regulasinya adalah SOP (Standar Operasional Program). Untuk itu kepala sekolah harus membuat SOP tentang Penanggulangan Bencana.
Dalam SOP ini didalamnya dijabarkan berbagai hal yang kemungkinan akan timbul di sekolah dan sekitarnya. Untuk selanjutnya juga dibuat SOP tentang tindak gawat darurat. Misal, apabila terjadi banjir, siswa sekolah untuk menghindar dari bahaya, kalau mau lari, larinya ke arah mana.
“Untuk itu di sini juga harus dibuat petunjuk arah menuju ke tempat aman. Petunjuk ini untuk memudah bagi siswa menyelamatkan diri.” ungkapnya lagi.
Demikian pula apabila terjadi gempa bumi, siswa harus tahu bagaimana cara menyelamatkan diri. Untuk menghindar dari reruntuhan atap misalnya, siswa bisa berlindung di bawah meja. Setelah gempa berhenti siswa bisa keluar dari perlindungan tersebut. Demikian pula dengan bencana banjir. Anak didik harus diberitahu bagaimana dan kemana arah guna menyelamatkan diri. Oleh karenanya di sekolah ini juga harus dibuat rambu-rambu sebagai petunjuk untuk menghindar dari berbagai bencana tersebut.
Di akhir bincanganya Ahmad Sofwani menyampaikan apresiasi kepada SMK Purnama 2 Gombong yang memiliki inisiatip untuk pembekalan kepada anak didiknya agar mengenal dan siap menghadapi sewaktu waktu jika di lingkungannya terjadi bencana. “Kami menyambut baik inisiatip sekolah ini. Karena masih terbilang amat sedikit sekolah yang memiliki program seperti ini.” paparnya. (Saring Hartoyo)