Selarasindo.com–Sebagai orang Banyumas yang menggeluti dunia kesenian dan kebudayaan bersyukur atas terlaksananya Kongres Basa Penginyongan 1, 25-27 Oktober 2016 di Banyumas. Menurutnya, pembicaraan rencana kongres Basa Penginyongan ini sudah lama namun baru terlaksana. Ia juga merasa bangga karena dalam Kongres ini bukan hanya diikuti oleh 150 peserta bukan hanya sebatas dari Banyumas, namun lebih luas lagi yakni dari wilayah Barlingmascakeb.
“Saya hanya ia sedikit menyarankan. Kalau bermusyawarah (rembugan) yang cepat dan mantap. Sebab segala sesuatu apabila tidak dibahas secara matang, hasilnya kurang maksimal.” uar Suwardi Siswo Wardoyo tokoh masyarakat Banyumas dan salah satu peserta kongres dalam bincang santai dengan Selarasindo.com.
Namun ia juga menyadari bahwa penyelenggaraan yang pertamakali ini menjadi bahan evaluasi. Untuk itu ia berharap dalam kongres ini dihasilkan suatu kesepakatan bahwa Kongres Basa Penginyongan ini harus ditindaklanjuti dengan kongres berikutnya sampai mendapatkan kepastian atau menjadi kebijakkan pemerintah bahwa Basa Penginyongan masuk dalam kurikulum pendidikan sebagai pelajaran muatan lokal bahasa daerah.
“ Saya bergarap penyelenggaraan ke depan lebih teratur, lebih rapi dan lebih tertib,” ujar pria bernama lengkap Suwardi Siswo Wardoyo ini. Suwardi adalah sosok penganut kepercayaan yang tekun hingga kini.
Ketekunannya dalam berkesenian ini pria yang bulan Juli 2016 lalu genap berusia 70 tahun dan memiliki anak 3 ini sering dimintai menjadi dewan juri diberbagai lomba yang berkaitan dengan seni dan budaya. Diantaranya : Lomba Begalan, Lomba Pidato basa Banyumasan, Lomba yang berkaitan dengan tradisi dan budaya seperti belum lama ini ia juga menjadi juri dalam Lomba Takir yang diselenggarakan Pemda Banyumas. (Saring Hartoyo)