Selarasindo–SMP Negeri 2 Binangun Kabupaten Cilacap Jawa Tengah berada di jalan grumbul Depok, Jepara Wetan kecamatan Binangun. Berdiri di atas lahan seluas 6.254 m2 dengan luas bangunan 1.498 m2. Sekolah yang berdiri tahun 1992 ini dalam perkembangannya jumlah siswanya mengalami pasang surut.
Dari data yang dimiliki sekolah selama empat tahun terakhir tercatat, pada tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 677 siswa, 2014/2015 kemudian naik menjadi 707 siswa. Tahun 2015/2016 turun menjadi 702 siswa dan tahun ajaran 2016/ 2017 turun lagi menjadi 627 siswa.
Kondisi seperti ini bukan hanya dialami oleh sekolah ini. Hal ini merupakan dampak dari tumbuh dan berkembangnya sekolah menengah pertama baik negeri maupun swasta di wilayah tersebut. Meski begitu, sekolah ini terus berupaya mendapat simpati dari masyarakat agar menyekolahkan anaknya di sini.
Mochamad Zumar SPd Kepala SMP Negeri 2 Binangun di ruang kerjanya belum lama ini menuturkan bahwa ia telah berupaya segenap kemampuan yang ada untuk menarik minat masyarakat menyekolahkan anaknya di sini. Maklum bahwa secara geografis SMP negeri 2 Binangun di pelosok pedesaan jauh dari jalan raya, sehingga tidak terlewati kendaraan angkutan umum seperti angkudes, angkot dan lainnya.
Mochamad Zumar mengabdi di dunia pendidikan sejak tahun 1986. Bermula sebagai guru, hingga kini menjabat kepala sekolah. Berbagai tempat pun dirambahnya. Bahkan ia pernah bertugas di Kampung Laut. Baginya ditugaskan dimana saja tidak menjadi masalah. Sebab sebagai abdi negara harus siap ditugaskan dimana saja. Memimpin SMP Negeri 2 Binangun Kabupaten Cilacap Jawa Tengah sejak bulan September 2014 atau dua tahun lalu.
Ketika ia masuk ke sekolah ini kondisinya masih perlu dibenahi. Jumlah siswa maupun sarana dan prasarananya masih banyak yang harus ditambah dan diperbaiki. Melihat kondisi seperti itu, ia kemudian mengumpulkan dewan guru untuk dimintai masukkan agar sekolah ini lebih menarik bagi calon siswa.
“Kami menyadari sekolah ini dikelilingi sekolah favorit. Diantaranya SMP Negeri 1 Binangun dan SMP Negeri 3 Kroya yang letaknya sangat strategis. Sedang sekolah kami berada di pedalaman. Oleh karenanya, yang mendaftar ke sekolah ini selain pertimbangan jarak, juga kebanyakan karena tidak diterima di sekolah favorit. Jadi sekolah ini adalah pilihan terakhir. Maka sempat jumlah siswa dalam satu ruang hanya 28 dari 32 yang ditargetkan.” ujar M. Zumar SPd Kepala SMP Negeri 2 Binangun kepada Pontensia ketika ditemui di ruang kerjanya Selasa 1/11.
Dengan kondisi seperti itu ia pun melakukan berbagai inovasi. Diantaranya menggelar berbagai kegiatan lomba untuk siswa siswi SD. Bahkan agar dikenal oleh para orang tua, sekolah ini juga menggelar lomba untuk orang tua seperti Bulu Tangkis maupun Tenis Meja.
“Dengan cara seperti ini ternyata cukup efektif. Karena secara tidak langsung mereka jadi tahu seperti apa sekolah ini. Setelah mereka tahu akhirnya anak-anaknya yang melanjutkan ke SMP di sekolahkan di sini,” ujarnya lagi.
Kegiatan seperti selain dalam rangka menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar, ternyata juga bisa menarik perhatian masyarakat luas. Hasilnya putra putrinya yang memasuki jenjang pendidikan menengan pertama, disekolahkan di sini.
Pendidikan karakter.
Sekolah bukan sebatas membekali ilmu pengetahuan semata. Namun yang lebih penting lagi membangun karakter yang baik bagi anak yang tengah memasuki tumbuh sebagai remaja. Sekolah ini juga memberikan peluang bagi mereka untuk menekuni ekstra kurikuler baik di bidang olah raga maupun seni budaya.
“Ini agar sepulang sekolah mereka bisa datang lagi untuk belajar dan memperdalam eskul sesuai dengan pilihannya. Cara seperti ini dalam rangka untuk memberikan kesibukkan bagi anak dengan kegiatan positip yakni mengisi kekosongan waktu setelah sekolah. Ini penting sebab karena kurangnya perhatian dari orang tua, mereka bisa terpengaruh untuk hal-hal negatif. Dengan cara seperti itu setidaknya hal-hal yang merugikan perkembangan anak didik bisa dicegah,” ujarnya lagi.
5 S
Muchamad Zumar juga menyadari bahasa siswa-siswi SMP memasuki pertumbuhan baik fisik maupun psikis. Usia seperti itu perlu adanya input positip dalam rangka membentuk karakter dan masa depan gemilang. Untuk membentuk karakter yang baik selain melakukan pendekatan melalui wawasan kebangsaan cinta tanah air, pendidikan agama, juga pembekalan terhadap seni budaya warisan leluhur.
Sekolah adalah tempat pembekalan ilmu dan pembentukan karakter. Oleh karenanya pelajaran yang diberikan kepada anak didik bukan sebatas ilmu pengetahuan dan ketrampilan namun juga kepribadian. Untuk membentuk karakter yang baik atau berbudi luhur, sekolah ini mencanangkan program 5 S (Lima S), yakni Salam, Senyum, Sapa, Sopan dan Simpatik.
Salam, setiap berjumpa mengedepankan pengucapan salam seperti Assalamu Alaikum, Selamat Pagi, dan lainnya yang disertai dengan tindakan kongkrit berupa menunduk dan jabat tangan. Jabat tangan dengan mengekspresikan senyuman. Kemudian menyapa dengan tutur kata yang ramah. Jika hal itu bisa menjadi kebiasaan dan sebagai perilaku sehari-hari atau menjadi karakter, maka anak tersebut akan menjadi pribadi yang simpatik.
Perhatian kepada siswa.
Menurut Mochamad Zumar, yang tidak kalah pentingnya baginya adalah pempelajaran baik geografis maupun ekonomis masyarakat sekitarnya. Ia memahami bahwa di daerah ini banyak orang tua yang meninggalkan kampung halamannya untuk mencari nafkah baik di daerah lain bahkan ke luar negeri.
Akibatnya banyak anak-anak yang ditinggal dan diasuh oleh nenek atau pun saudaranya. Dengan kondisi seperti itu, sebagai kepala sekolah terpanggil untuk berupaya memberikan perhatian kepada siswa-siswi yang kurang perhatian dari dari orang tuanya itu berupa kegiatan ekstra kulikuler sesuai dengan bakat yang dimiliki.
Kegiatan eskul diantanya Kepramukaan, Olahraga dan Seni Budaya terus ditingkatkan. Sekolah ini terus meningkatkan dan mendorong minat anak didik untuk membekali diri dengan life skill. Untuk bidang seni baik musik band. karawitan dan seni tari tradisional dipentaskan pada setiap peringatan hari besar nasional. Selain sebagai ajang apresiasi bagi anak didik juga bentuk laporan hasil kegiatan proses belajar mengajar dari sekolah kepada masyarakat khususnya wali siswa. (Saring Hartoyo)