Selarasindo.com–Meski kesehatan fisik belum begitu fit setelah cukup lama menderita sakit dan bahkan sempat dirawat di Singapura, namun Pak Liem demikian panggilan pria bernama lengkap Koeswintoro ini tetap menggebu dan bersemangat.
Bukan sebatas dalam berkarya, namun juga dalam membangkitkan kembali semangat juang 45, seperti yang dilakukan pada Sabtu 12 Nopember 2016 lalu. Ia berkumpul dengan para anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), pengurus dan anggota Dewan Harian Cabang 45 Kabupaten Banyumas bertempat di kantor Kanmincad IV-01 Purwokerto.
Koeswintoro adalah anggota LVRI Kabupaten Kebumen yang terus bergelora membangkitkan kembali semangat juang demi keutuhan NKRI terhadap generasi penerus bangsa. Sebagai sosok yang sudah berusia senja, ia juga ingin bertemu dengan rekan seangkatannya dalam rangka ‘gendu-gendu rasa’ melihat fenomena yang terjadi di negeri yang kita cintai ini.
“Saya bersyukur dan bangga bertemu dengan bapak dan ibu sekalian. Merupakan suatu kebanggaan yang tak terhingga, karena apa yang saya impikan bertahun-tahun hari ini bisa terwujud,” ujar pria berusia 71 tahun yang juga owner Grafika Group dan tinggal di Gombong Kebumen ini.
Ia menuturkan bahwa di Banyumas cukup banyak teman seusianya. Namun karena waktu diantara mereka sudah banyak yang berpulang. Kalau pun masih, dalam kondisi kurang sehat sehingga mereka tidak bisa hadir.
” Saya juga minta maaf karena belum bisa sowan ke rumah para sesepuh ini. Saya hari ini bertemu dengan bapak dan ibu yang membuat saya tetap bertahan dan bersemangat,” ujar Koeswintoro yang karena kesehatan dalam sambutannya sambil duduk di kursi ini. Meski begitu semangat juangnya tetap bergelora.
Dalam kesempatan tersebut Koeswintoro menyampaikan bahwa ia sedang memiliki program yakni pembangunan Karang Penginyongan di Grumbul Menggala desa Karang Tengah kecamatan Cilongok kabupaten Banyumas. Di lahan seluas sekitar 4 hektar ini tengah dibangun Taman Agro Karang Penginyongan untuk mengangkat dan melestarikan aneka tumbuhan, budaya dan bahasa Penginyongan. “Ini dalam rangka mengenalkan dan melestarikan kearifan lokal terhadap generasi penerus bangsa, ” ujarnya.
Dijelaskan bahwa Taman Agro Karang Penginyongan berada di lereng Gunung Slamet sebelah barat. Pemandangannya indah dan udara sejuk. Di sana banyak aneka tanaman untuk pembelajaran dan penelitian. Disini juga dipersiapkan sebagai tempat bermain terutama bagi anak sekolah dan mahasiswa yang ingin mengetahui potensi alam dan budayanya. Untuk desain dan kontruksi Karang Penginyongan dipercayakan kepada Ir. Joko Sutrisno. Sedang untuk seni dan budaya diamanahkan kepada Titut Edy Purwanto seniman dan budayawan Banyumas.
Selain aneka tumbuh-tumbuhan di sana rencananya juga akan dikembangkan sebagai tempat peternakan seperti: Bebek, Ayam, Itik, Kambing dan lainnya. Selain itu juga tengah dipersiapkan rumah pengolah gula merah sebagai ciri khas produksi rumahan desa tersebut dengan melibatkan masyarakat sekitar.
“Kepada para sesepuh yang mau kesana dipersilahkan,” ujarnya lagi.
Tanamkan semangat juang generasi muda.
Koeswintoro yang pada tahun 2003 bekerja sama dengan Pemda Banyumas dan DHC 45 kabupaten Banyumas menerbitkan buku sejarah Banyumas Membara ini juga menuturkan bahwa pertemuan ini juga dalam rangka mengenang kembali jasa para pejuang.
“Setiap peringatan Hari Pahlawan kami membuat karangan bunga untuk pusara para pejuang yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kebumen.” ujarnya lagi. Di akhir sambutannya ia mengajak pada para sesepuh untuk saling mendoakan agar ke depan bisa bertemu lagi dalam kondisi sehat seperti saat ini.
“Mari terus kita ingatkan kepada generasi muda sebagai penerus bangsa. Bung Karno mengatakan, Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Kita jangan melupakan sejarah dan jangan melupakan jasa para pahlawan,” tuturnya bersemangat. (Saring Hartoyo)