Selarasindo.com–Derasnya arus informasi mancanegara yang masuk ke Indonesia telah membawa budaya asing yang memengaruhi perubahan budaya masyarakat. Secara perlahan tetapi pasti rasa cinta maupun pemahaman terhadap budaya tradisional mulai luntur terutama di kalangan generasi muda. Maka arus globalisasi dikhawatirkan dapat menggerus budaya sendiri dan tergantikan oleh budaya manca yang tidak seluruhnya sesuai dengan norma etika bangsa Indonesia.
Secara perlaha kondisi seperti itu mampu mengikis kesadaran masyarakat dalam mencintai seni budaya tradisional. Padahal, kesenian tradisional merupakan bagian dari kebudayaan yang menjadi ciri sebuah bangsa dan patut dijaga kelestariannya.
Hal itu dikatakan oleh H. Sutopo HS. KepalaSMK Purnama Gombong kabupaten Kebumen Jawa Tengah dalam.bincangamnya dengan selarasindo.com.di ruang kerjanya belum lama.ini. Pria yang dikenal sebagai sosok kepala sekolah yang gigih dalam memperjuangkan anak didiknya agar mampu berkompetisi dalam.persaingan di bidang teknologi dan karakter cinta budaya sendiri ini bahwa budaya akan mudah memengaruhi pelajar Indonesia apabila anak muda kita tidak dibekali dengan pengenalan seni budaya warisan para leluhur.
Maka meski SMK Purnama Gombong sekolah kejuruan teknik, namun di sisi lain ia terus memberikan bekal kepada anak didiknya tentang kesenian dan kebudayaan daerah. Seperti hal nya pada saat sekolah ini memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2017 lalu, sekolah diwarnai dengan pentas seni tradisi hasil karya siswa siswi sendiri.
Momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda merupakan hal yang sangat penting dalam rangka membekali anak didik tentang pentingnya perjuangan. Kita merdeka seperti sekarang ini merupakan hasil perjuangan pemuda saat itu. Oleh karenanya dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda bukan sebatas bagaimana agar anak muda memahami arti perjuangan namun juga bagaimana mengisi kemerdekaan ini dengan hal hal yang positip.
Dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda sehari penuh oleh SMK Purnama Gombong diisi dengan kegiatan hasil kreasi anak didik dan guru. Pada Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2017 diawali dengan upacara bendera. Selain menggunakan pakaian resmi peserta juga menggunakan pakaian adat dari berbagai pelosok tanah air oleh pelajar guru dan staf.
Kemudian dilanjutkan dengan pentas seni dari grup seni kentongan Bambu Laras, Pentas Seni Ketoprak dari guru dan siswa, Pentas Wayang dalang cilik, Band dan ada juga Seni Kuda Lumping, Seni Barongsai. Dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda, sekolah ini juga melibatkan anak-anak TK dan PAUD. Dan yang utama dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2017 sekolah ini menghadirkan Wakil Bupati Kebumen KH, Yazid Mahfud menyampaikan tentang Dialog Kebangsaan yang mendapat sambutan antusias dari anak didik.
Dakam kesempatan tersebut Wabup berharap bahwa sekolah ini sebagai wadah para pelajar diharapkan mampu mengisi kemerdekaan ini dengan baik yang mampu berkompetisi dengan bangsa lain tanpa melupakan indentitas atau jatidirinya sebagai bangsa Indonesia. Diantaranya belajar dengan baik, menjauhi larangan seperti minuman, narkoba dan lain sebagainya. Selain itu jadikan anak muda yang taat hukum, tertib lalu lintas, tertib belajar dan lainnya.
Itu terlihat dari kamar pribadi hingga ruang-ruang privasi mereka yang dihinggapi budaya luar negeri. Budaya asing yang serbainstan tersebut akhirnya mampu menggantikan budaya tradisional yang seharusnya dipegang teguh para pelajar.
“ Sebagai generasi penerus kita bersyukur, menghormati dan menghargai jasa para pahlawan yang telah gugur demi kemerdekaan yang sekarang kita nikmati ini,” ujar H. Sutopo HS lagi.
Untuk membentengi perkembangan budaya luar, pendidikan seni dan budaya sejak usia dini wajib diberikan kepada setiap pelajar. Hakikat manusia adalah mencerna dan mengingat apa yang mereka kerjakan untuk pertama kali dan terus berulang. Layaknya belajar berdiri dan berbicara bagi seorang balita, pelajar muda baik sejak PAUD maupun sekolah dasar alangkah bagusnya mulai diperkenalkan seni dan budaya negaranya sendiri.
Dengan pembekalan sejak dini, para penerus bangsa ini diharap mampu membentengi diri dari pengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia. Dan yang terpenting lagi agar mereka menghidupkan kesenian dan kebudayaan tradisional.
“Kita mempunyai sejarah yang amat kuat dalam hal tradisi, seni dan kebudayaan yang harus dijaga,” tambahnya, Salah satu cara untuk menerapkan seni budaya di tubuh para penerus bangsa, dalam eskul SMK Purnama Gombong memperbanyak pelajaran seni budaya, (Saring Hartoyo)