Selarasindo.com–Anwar Musyadad, seorang seniman Yogyakarta, banyak mendapat ide lukisannya dari tanah Kebumen.
Lukisan-lukisannya tentang Sepanjang Sungai Lukulo pernah dipamerkan di Yogyakarta pada tahun 2015. Seperti judulnya, karya itu berbicara tentang Sungai Lukulo, sungai yang membentang di tengah-tengah kota Kebumen, dari wilayah Kebumen bagian utara menuju pesisir selatan.
Bagi Anwar, Sungai Lukulo adalah sumber ide lukisan yang tidak pernah habis. Hingga kini, ia masih memproduksi lukisan-lukisan yang terinspirasi dari Sungai Lukulo.
Suatu hari Anwar mendengar kata NGODE, kata yang tidak pernah ia dengar sebagai priyayi Yogyakarta. Ia bertanya tentang kata ngode kepada banyak orang Kebumen, dan mendapatkan jawaban bahwa ngode artinya kerja dalam bahasa Indonesia.
Namun, dari pengamatan Anwar, ngode dan kerja terasa beda. Dalam kata ngode, di sana tidak sebatas bekerja, apalagi bekerja untuk menumpuk-numpuk harta. Dalam ngode, disana mengandung makna bahwa bekerja itu adalah untuk melanjutkan kehidupan. Dari proses memahami kata ngode ini, lahirlah beberapa karya lukisan.
Rumah Inklusif, sebuah komunitas yang anggotanya adalah orang-orang difabel, orang-orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khsusus, serta orang-orang yang pedulii dengan hak-hak masyarakat difabel, tergelitik dengan lukisan NGODE ini. Hingga kemudian, Rumah Inklusif berniat dan merencanakan untuk membuat pameran lukisan NGODE.
“Alhamdulillah, dengan tayangnya tulisan woro-woro awal ini, rencana itu mulai menjadi kenyataan.” ujar Anwar Musyafa seperti dalam rilisnya belum lama ini.
Pameran seni rupa ini akan dilaksanakan selama sepuluh hari, mulai dari tanggal 14-24 April 2018, bertempat di Hotel Meotel, Jalan Ahmad Yani, Kebumen. Semoga sukses. (Saring Hartoyo)