Selarasindo.com–Hari ulang tahun PGRI Kebumen tahun 2018 ini diwarnai dengan penampilan dua dalang cilik yakni Prama dan Raffi serta dalang senior muda dari Solo yakni Ki Bayu Aji Pamungkas yang menampilkan lakon Wahyu Darma.
Pentas wayang kulit di desa Ambalresmi kecamatan Ambal, Kebumen Sabtu malam Minggu 1/12 ini atas kerjasama PGRI Kebumen dengan Universitas Indraprasta (Unindra) Jakarta pimpinan Prof. Dr. H. Sumaryoto yang juga putra desa Banyumudal Kecamatan Buayan Kebumen.
Selaku ketua PGRI, Tukijan SPd menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada Rektor Unindra Jakarta yakni Prof. Dr. H. Sumaryoto atas kerjasamanya sehingga acara ini berjalan sukses.
“Semoga kerjasama ini Unindra terus berkembang bahkan kami berharap Unindra Jakarta membuka cabang di daerah khususnya Kebumen. Dengan harapan bagi lulusan SLTA yang akan melanjutkan ke perguruan tingginya tidak perlu keluar daerah,” ujar Tukijan.
GTT butuh pengakuan dari pemerintah.
Dengan peringatan HUT PGRI ini Tukijan berharap agar masyarakat ibarat kacang jangan lupa akan kulitnya. Mereka menjadi hebat dan menjadi pejabat tanpa guru tidaklah mungkin. Oleh karena itu ia berharap kepada yang kini menjadi pejabat untuk peduli terhadap nasib para guru. Perhatian bukan hanya sebatas finansial namun yang lebih penting adalah pengakuan.
“Karena di Indonesia dan juga di Kebumen banyak guru tidak tetap (GTT) yang sama sekali tidak ada pengakuan dari pemerintah. Mereka hanya mendapat SK dari Kepala sekolah ayau Komite Sekolah yang mempunyai keberanian,” ujar Tukijan lagi.
Hal senada juga disampaikan oleh Wisman Iriyanto SPd kepala sekolah SD Negeri Ambal Keprek, kecamatan Ambal ini menambahkan bahwa dunia pendidikan di Kebumen masih kekurangan tenaga guru negeri sehingga sekolah mengangkat GTT atau Honorer. “Kami berharap tenaga GTT atau honorer ada pengakuan dari pemerintah serta diperhatikan kesejahteraannya,” ujar Wisman Iriyanto yang juga sekretaris PGRI Kebumen ini berharap. (Saring Hartoyo /Jokowal)