Selarasindo.com–Dalam upaya mengurangi penyakit yang melanda masyarakat, Puskesmas Kroya 1 yang terdiri dari 11 desa, Kamis 6 Desember 2018 menggelar acara Orientasi Kader Kesehatan Lingkungan dengan mengundang perangkat desa, tokoh mesyarakat dan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD).
Orientasi kesehatan lingkungan yang diadakan didesa Mujur tersebut, Agus Istiar selaku Seksi Kesehatan Lingkungan Puskesmas 1 Kroya bersama Ninik Sugiarti bagian Promosi Kesehatan menuturkan bahwa saat ini yang tengah banyak dibicarakan di tengah masyarakat (trend) yakni Program STBM (Strategi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yang terdiri dari 5 pilar diantaranya: Stop buang air besar sembarangan (Jambanisasi), Cuci tangan pakai sabun. Program ini telah disosialisasikan kepada masyarakat terutama sekolah-sekolah). dan Pengelolaan air minum rumah tangga.
“Ini yang jadi masalah di wilayah Puskesmas Kroya 1. Dari hasil survey, 52 persen jarak sumur dengan jamban kurang dari 10 meter. Akibatnya sumur tersebut tercemar oleh bakteri.” ujar Agus. Untuk mengatasi hal tersebut ia menemukan alat teknologi tepat guna yakni campuran kaporit dan pasir yang dimasukkan dalam tabung yang terbuat dari paralon. Gunanya untuk membunuh bakteri yang ada di sumur tersebut.
Hal ini karena hasil dari analisis bahwa pasien rawat inap di Puskesmas Kroya 1, bahwa runking 1 untuk rawat inap karena mengidap penyakit tipes. Penyakit ini muncul diakibatkan karena air yang tidak bersih. Dampaknya antara lain tipes, diare dan bisa menimbulkan stunting. Bahkan di Puskesmas Kroya 1 dari riset tahun 2013 yang mengalami stunting ada 3 anak.
Diakui bahwa masalah standting (gangguan pertumbuhan anak) ada juga yang karena faktor gen. Namun jumlahnya kecil yakni hanya sekitar 5 %. Yang banyak karena faktor lingkungan. Yang mempengaruhi derajat kesehatan derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor. Yakni : Lingkungan (45 %) , Perilaku (40%), Pelayanan Kesehatan, dan keturunan atau gen.
“Dari hasil riset tersebut yang memegang peranan penting untuk mengurangi penyakit tersebut adalah lingkungan dan perilaku masyarakat.
Oleh karena itu ia berpesan kepada para kader kesehatan desa untuk diampaikan kepada masyarakat agar ketika membuat jamban, jaraknya tidak boleh kurang dari 10 meter dari sumur, Jangan membuang sampah sembarangan, dan biasakan cuci tangan dengan sabun. “Karena motto kami Lebih besih, lebih sehat.”(Saring Hartoyo)